Ketua PAC BPPKB Banten Kecamatan Gunungputri Usmar Jabir mengaku kecewa terhadap pelayanan rumah sakit tersebut. Sampai-sampai anggotanya sendiri yang jadi korban penelantaran.
Usmar menceritakan bahwa sebelumnya ada anggotanya bernama Wahyudi yang berobat ke RS Bina Husada. Saat itu Wahyudi dibawa ke UGD. Menurut saran dokter, pasien harus segera dibawa ke ruang ICU.
Namun ketika istri Wahyudi mendatangi bagian administrasi, pihak rumah sakit meminta keluarga membayarkan uang muka Rp10 juta. “Waktu itu kata dokter, pasien sudah kritis. Jadi harus segera dibawa ke ICU. Sedangkan istri pasien cuma membawa uang Rp300 ribu,” ungkap Usmar.
Usmar yang mendapatkan telepon dari istri Wahyudi pun berusaha meyakinkan pihak admin rumah sakit untuk bertanggung jawab terhadap pembayaran. “Bahkan saya bilang kalau dalam 60 menit saya akan bawa uangnya. Tapi tolong dibawa dulu ke ruang ICU. Tapi setelah adminnya bicara ke atasan, mereka tetap tidak mengizinkan,” bebernya.
Tak berselang lama, pihak rumah sakit justru beralasan bahwa kamar dalam kondisi penuh. “Akhirnya almarhum belum sempat masuk ICU, dia sudah meninggal. Kami tidak terima dengan perlakuan itu,” cetus Usmar.
Ia pun memprotes kebijakan rumah sakit yang dianggap tidak pro dengan warga tidak mampu. Padahal seharusnya ada sisi kemanusiaan yang harus diprioritaskan. “Saya sangat kecewa dengan pihak rumah sakit. Saya sudah berbicara bahwa saya siap tanggung jawab, berapa pun saya akan bayar. Tunggu di situ, tapi tidak dipindahkan,” ujarnya.
Hingga mereka pun datang menuntut pihak rumah sakit bertanggung jawab. Aksi itu berlangsung pada Jumat (25/5) pagi hingga membuat kemacetan panjang.
Kapolsek Cibinong Kompol Aam Andian menyarankan agar melakukan mediasi di kantor Polsek Cibinong. "Iya, jadi pihak kepolisian menyarankan untuk melakukan mediasi,” ujarnya.
Sementara Humas RS Bina Husada Cibinong Yuni saat dikonfirmasi mengaku belum bisa menjawab apa yang dituduhkan ormas ke RS Bina Husada Cibinong. "Nanti kita ada konferensi pers, sekarang kita belum bisa jawab. Nanti ya Pak, belum ada titik temu. Kalau sudah ada kesepakatan nanti kamu undang teman-teman dari media. Kita tunggu dari pihak sana. Karena apa pun upaya penjelasan dari kami tidak diterima," jelas Yuni.
(mul/c/feb/run)