Menurut Edgar, momentum bulan puasa tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, ia lebih banyak menyambangi masyarakat dan kerap berbuka puasa di luar rumah dibandingkan dengan keluarga. “Makanya ketika agenda kampanye kosong, saya buka puasa dengan keluarga. Sudah jadi kebiasaan kalau buka dengan keluarga. Paling ditunggu makan gado-gado buatan istri tercinta,” kata Edgar.
Sudah menjadi kebiasaan saat menunggu azan Magrib keluarga kecilnya melakukan tadarus atau membaca kitab suci Alquran. Setelah itu buka secukupnya dilanjut Tarawih bersama di Masjid Al-Muslimun yang tak jauh dari kediamannya. “Setelah berbuka dengan air putih, makan yang manis-manis dan gado-gado kita lanjut salat berjamaah di masjid,” ucap mantan Kadisdik Kota Bogor itu.
Sementara itu, di kediamannya, Jalan Anggada, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, sang istri, Susy Yusiana, sibuk menyiapkan menu berbuka puasa. Mulai dari teh manis hingga gado-gado yang merupakan makanan khas berbuka bagi laki-laki yang sudah mengabdi sebagai PNS sejak 1982 itu. “Sebenarnya kalau bapak cukup sederhana (menu berbuka, red), tidak minta yang macam-macam. Menu sahur juga hanya tempe, oncom, ikan dan sayur bening,” singkat perempuan yang sudah dinikahi Edgar sejak 1989 itu.
(ade/c/rez/run)