Ada yang berbeda di Kampung Pasirjaya, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong. Sejumlah jamaah dengan sorban dan sebagian bercadar terlihat memasuki bangunan bergaya modern di ujung Gang Loji. Sejak 2006, tempat itu jadi pusat ibadah dan kajian Jamaah Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah se-Jawa Barat yang hari ini sudah lebih dulu merayakan Lebaran.
SELEPAS Magrib, pusat kajian yang lokasinya dekat dengan jalur alternatif Bogor- Sukabumi itu sudah didatangi para jamaah. Mereka datang dari sejumlah kota di Jawa Barat yang sengaja ingin menunaikan salat Idul Fitri hari ini.
‘Rumah Ibadah Suluk Darussalam’, tulisan itu terpampang jelas saat hendak memasuki gerbang. Begitu menginjakkan kaki, terbentang luas bangunan bergaya modern di tanah seluas hampir 13 hektare. Di sanalah para Jamaah Naqsabandiyah berkumpul hari ini.untuk merayakan Lebaran
Selain majelis taklim, terlihat ada banyak pendopo kecil yang berada di area pusat kajian Jamaah Naqsabandiyah. Rata-rata kapasitasnya bisa menampung lebih dari seratus orang. Bahkan dalam kawasan itu juga terdapat wisma untuk putra-putri.
Sejak Selasa (12/6) malam, mereka menempati ruangan mirip aula sambil melantunkan takbir dan berzikir. Tak ada tradisi pukul beduk seperti yang biasanya terdengar tiap kali malam takbiran.
“Memang di sini tidak ada beduk kalau malam takbir. Ya sudah 12 tahun ya kalau di sini,” ungkap Ketua Nazir Jamaah Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah Syeikh Muda Maulana Syarif Alam kepada Metropolitan.
Syeikh Muda Maula Syarif Alam mengaku bahwa mereka sudah terbiasa menggelar Lebaran lebih dulu dari tahun ke tahun. Ia mengatakan, Pusat Kajian Naqsabandiyah Cigombong sudah ada sejak 2006.
”Malam ini kami akan takbiran dilanjutkan keesokan paginya seluruh jamaah yang ada akan melaksanakan salat Idul Fitri. Usai itu dilanjutkan dengan silaturahmi antar sesama jamaah,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, Jamaah Naqsabandiyah di Jawa Barat tercatat sebanyak 500-an orang. “Cuma yang besok salat di sini cuma 150-an,” tuturnya.
Selain Rumah Ibadah Suluk Darussalam di Cigombong, masih ada dua tempat lainnya yang menjadi Pusat Kajian Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah di Indonesia. Yakni Bandarrejo Simalungun Sumatera Utara dan Kandis di Riau. Dua lokasi itu juga menjadi pusat kajian aliran tarekat yang berpegang teguh pada Madzhab Imam Syafi’ie tersebut.
”Kalau di Indonesia, kita punya tiga lokasi pusat penyebaran Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah,” tuturnya kepada Metropolitan, kemarin. (ogi/nto/d/feb/run)
1