Senin, 22 Desember 2025

Masuk Gang Sempit, Lari Sejauh Satu Kilometer

- Jumat, 6 Juli 2018 | 08:26 WIB

-

MetropolitanLedakan di Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, kemarin, menyisakan kisah tersendiri bagi Kapolsek Bangil Kompol M Iskak. Yang bersangkutan menjadi korban pengejaran pelaku pembawa bom. Ia lari hingga sejauh satu kilometer, sebelum akhirnya bom berdaya ledak rendah itu meledak.

Cerita dimulai saat kapolsek mendapat laporan dari warga bahwa ada ledakan di Desa Pogar. Ia pun langsung mendatangi lokasi kejadian. “Sesampainya saya di lokasi, pelaku sudah keluar dari rumah dan dikejar warga. Melihat saya, pelaku langsung berlari menuju ke arah saya," katanya.

Melihat pelaku bom yang membawa ransel itu, ia lari. Bahkan masuk gang sempit di antara rumah-rumah warga. Siapa sangka, pelaku tetap mengejarnya sampai ke sudut tersempit. "Jujur, saya juga takut. Tapi saya tidak bisa diam. Saya tahu dia pelaku yang membawa bom itu dari warga. Makanya saya terus lari," ujarnya.

Seberapa jauh kapolsek lari? Ia mengaku berlari lebih dari satu kilometer. Saat jaraknya dengan pelaku sudah dekat, pelaku melempar tas ranselnya ke arah kapolsek. "Untungnya saya bisa menghindar. Tas itu jatuh ke trotoar dan langsung meledak. Saya tetap lari dan masuk ke kerumunan warga," ucapnya.

Sebelum kabur usai ledakan bom pertama, pelempar bom Anwardi (50) sempat mengancam warga yang mengerumuni rumahnya. Bahkan pria ini sempat mengejar polisi. Kapolsek Ishak mengaku lari saat dikejar karena tak membawa senjata. "Karena saya nggak bawa senjata, saya lari. Itu bagian dari beladiri saya," akunya.

Ishak mengira Anwardi saat itu sengaja mengejar petugas berseragam. "Saat itu hanya saya yang pakai seragam, semua pakaian preman," ungkapnya. Beruntung Ishak tak mengalami luka. Begitu gagal mengejar Ishak, Anwardi pun kabur dengan motor Honda Supra. Saat ini keberadaan Anwardi belum diketahui. Polisi masih melakukan pengejaran.

ISTRI DITANGKAP, ANAK JADI KORBAN

Sementara itu, polisi menahan seorang perempuan yang diduga istri pemilik bom tersebut. Identitas pelaku pengeboman diketahui pihak kepolisian berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dalam KTP itu tertera pelaku Anwardi ternyata warga Serang, Pandeglang, Banten.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal menjelaskan, insiden ledakan pertama kali terjadi di rumah kontrakan Anwardi sekitar pukul 11:30 WIB. Lima menit kemudian, terjadi ledakan kecil kedua di rumah tersebut. Kemudian pelaku keluar dari rumah kontrakan dengan membawa tas ransel dan pergi menggunakan sepeda motor. Tak lama kemudian, polisi datang mengejar Anwardi yang kabur. Lalu terjadi lagi ledakan ketiga di jalan permukiman. Iqbal menyebut insiden ledakan ini mengakibatkan bocah berusia enam tahun mengalami luka di bagian tangan dan kaki.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Frans Barung Mangera menambahkan, yang membawa korban ke rumah sakit adalah pihak kepolisian. Sementara anggota kepolisian lainnya berusaha mengejar terduga pelaku dan pemilik bom yang melarikan diri. "Kita melakukan pengejaran ke arah timur. Namun, banyak jalan yang harus diidentifikasi untuk mengarahkan pengejaran terhadap seorang pria yang diduga sebagai pelaku," ujar Frans.

Menurutnya, pengejaran diarahkan pada sosok seorang pria yang membawa ransel dan menggunakan sepeda motor. "Ada seorang laki-laki yang membawa tas ransel berwarna hitam dan sepeda motor, itu yang kami cari," jelas Frans.

Ia juga menyampaikan bahwa lokasi kejadian saat ini sudah ditutup dan disterilkan. Polisi pun terus mengumpulkan barang bukti yang berhubungan dengan bom. "Polisi sudah menutup lokasi ledakan dan melakukan olah TKP untuk mendapatkan bukti pendukung. Kita sudah dapatkan bukti yang berhubungan dengan kasus ini," pungkas Frans. (tib/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X