METROPOLITAN - Calon pendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini masih jadi teka teki. Orang nomor satu di negeri ini hanya menyebut bahwa sosok pendampingnya berinisial M. Siapa gerangan inisial M yang dimaksud?
Ketua Umum PPP M Romahurmuziy blakblakan soal inisial M yang akan mendampingi Jokowi di pilpres 2019. Menurutnya, nama itu tidak keluar dari sepuluh kandidat yang pernah dibocorkannya dalam beberapa waktu lalu.
“Awalannya M. Kedua tidak keluar dari sepuluh nama yang pernah saya sampaikan dulu, statemen ini benar. Bisa M Romahurmuziy, ada Ma’ruf Amin, Muldoko, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Mulyani, Mbak Susi Pudjiastuti dan ada juga Mas Airlangga. Jadi tunggu saja, nama ini sudah kami beri ke presiden untuk diumumkan,” kata Romi diiringi gelak tawa.
Sementara di kicauan akun Twitter @Mromahurmuziy pada Rabu pagi (8/8), ia juga menyinggung soal sosok M. "Siapa cawapresnya? Yang jelas dia melengkapi pelangi NKRI dimana presiden dan wapres selalu mengikuti pola nasionalis-religius sebagaimana sejak Desember 2017 lalu secara konsisten saya sampaikan," kicau Romi, sapaan karibnya.
Menurut Romi, sosok tersebut juga mewakili warna organisasi keagamaan tertentu dan memiliki banyak pengalaman menduduki jabatan publik sejak era reformasi. "Dia juga mewakili warna religiusitas ormas Islam terbesar di Indonesia serta sudah malang melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi," ujarnya.
Menurut Romi, Jokowi juga dijadwalkan akan berkumpul kembali dengan ketua umum parpol koalisi untuk memastikan langkah final terkait koalisi tadi malam, Rabu (8/8). Akan ada pembahasan soal kemungkinan bertambahnya parpol koalisi dan partai mana yang sekiranya akan bergabung.
“Insya Allah, malam ini (tadi malam, red) ketum parpol akan berkumpul kembali untuk memastikan langkah final terkait koalisi. Kalau ditanya siapa yang akan bertambah, tentu kemarin seperti PAN sudah bertemu. Kalau ada tambahan, kewenangan tambahan koalisi bukan ada di tangan Pak Jokowi, tapi ada di ketum parpol yang sudah bergabung. Ini yang akan kami pastikan di pertemuan nanti,” ungkapnya.
Munculnya sosok M membuat nama Mahfud Md mencuat. Ia disebut-sebut jadi calon kuat yang jadi pendamping Jokowi bila merujuk pada kriteria yang diutarakan Romi.
Di tengah itu, sejumlah struktural Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melontarkan pesan bernada ancaman, tak akan mendukung Jokowi jika mengambil cawapres yang bukan kader Nahdlatul Ulama (NU).
"Kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskannya. Itu pesannya," kata Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkap isi pertemuan di PBNU, Kramatjati, Jakarta Pusat (8/8).
Pertemuan itu diikuti Rais Aam PBNU Maruf Amin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Cak Imin dan sejumlah tokoh lain.
Robikin mengatakan, PBNU meminta Jokowi mengambil kader NU sebagai cawapres. Sementara Mahfud Md yang namanya mencuat sebagai calon RI 2 disebutnya bukanlah kader NU.
"Itu sudah dibicarakan berkali-kali tidak termasuk yang disebut," kata Robikin menjawab pertanyaan apakah Mahfud Md termasuk tokoh yang diterima PBNU.
Robikin menyatakan, para kiai sepuh PBNU juga berpesan hal yang sama, bahwa cawapres haruslah kader NU. Meski demikian, dia mengatakan NU tak menyorongkan nama. "Sepenuhnya kita serahkan ke Pak Jokowi," (fin/c/feb/run)