METROPOLITAN - Puspa Arumsari berhasil menyumbang emas ke-13 di Asian Games 2018. Mengenakan pakaian pencak silat berwarna hitam dibalut kain merah dan emas, ia menampilkan atraksi terbaiknya selama tiga menit. SORAK-sorai para penonton dalam ruangan pun bergema seraya menyemangati Puspa Arumsari yang diikuti tepuk tangan meriah. Puspa sukses menunjukkan kemampuannya di arena Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Senin (27/8/2018). Dalam kelas seni kategori tunggal putri, ia memperoleh nilai tertinggi, yaitu 467, dan berhasil mengalahkan lima pesilat lain dari Singapura, Filipina, Laos, Vietnam dan Thailand. Emas tersebut diraih Puspa Arumsari setelah mengungguli Nurzuhairah Mohammad Yazid (Singapura) dan Cherry May Regalado (Filipina) yang secara berurutan meraih perak dan perunggu. Prestasi itu merupakan buah ketekunannya sejak usia sepuluh tahun yang telah menggeluti dunia silat. “Dari kelas lima SD sudah ikut pencak silat,” kata wanita yang akrab disapa Dara. Kesuksesan Puspa ternyata berawal dari hal sederhana, yakni mengikuti jejak kakaknya untuk menekuni pencak silat. ”Saya ikut pencak silat awalnya ikut-ikutan kakak. Setelah itu mulai ikut kompetisi akhirnya bisa juara dan mewakili DKI Jakarta. Saat ini akhirnya saya bisa mewakili Indonesia di Asian Games,” kata Puspa. Seiring waktu, pencak silat kemudian jadi bagian hidup Puspa. Kejuaraan demi kejuaraan ia ikuti dan level kejuaraan yang ia ikuti terus naik karena ia juga bisa menorehkan prestasi. Puspa mengaku punya ’utang’ banyak terhadap pencak silat. Karena itu, medali emas Asian Games 2018 ini bisa dibilang merupakan bayaran yang ia berikan. ”Berkat pencak silat, saya bisa sekolah, kuliah dan membiayai kehidupan saya sendiri. Saya merasa berutang dengan pencak silat dan saya berusaha membayarnya lewat prestasi,” kata Puspa yang juga pernah jadi juara dunia 2016 ini. Puspa berhasil jadi peraih medali emas setelah menorehkan 467 poin dalam laga final nomor seni tunggal putri. Catatan poin itu unggul jauh dari rival-rivalnya di babak final. (cn/feb/run)