Minggu, 21 Desember 2025

Dulu Dibayar Rp5.000 untuk Lipat Parasut

- Kamis, 30 Agustus 2018 | 09:10 WIB

METROPOLITAN - Masih ingat dengan Jafro Megawanto, atlet Asian Games yang berhasil merebut medali emas di cabang olahraga (cabor) paralayang? Keberhasilannya menorehkan prestasi tak mudah. Perlu perjuangan pahit bagi anak petani itu untuk mencapai puncak dengan membawa harum nama Indonesia. Jafro merupakan atlet paralayang sekaligus paraboy atau tukang lipat parasut. Ya, pekerjaan itu sengaja diambilnya untuk menutup biaya operasional latihannya yang cukup merogoh kocek. Dalam setiap kali melipat, ia diberi upah Rp5.000. Sedangkan setiap latihan ia harus mengeluarkan ongkos Rp15 ribu untuk membayar jasa tukang ojek. “Ya ongkos ojek menuju lokasi take off sekali antar segitu (Rp15 ribu, red). Sampai sekarang masih ngelipat. Upah dari melipat itu buat naik ojek untuk latihan," kata Jafro Megawanto. Karier Jafro sebagai atlet paralayang memang berawal dari menjadi seorang paraboy. Saat kelas lima di SDN Songgokerto 2 Kota Batu atau saat Jafro berusia 13 tahun, ia kerap bermain di lapangan landing atlet paralayang yang tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Melihat ada peluang mendapatkan uang saku, Jafro mulai menjadi paraboy atau pelipat parasut atlet paralayang yang sudah landing. Berawal dari itu, muncul motivasi dalam diri Jafro untuk menjadi atlet paralayang. Jafro ingin seperti atlet yang selama ini berlatih di lapangan tersebut. "Karena lihat senior pada jadi atlet. Bisa mengharumkan nama daerah, mengharumkan nama Indonesia. Jadi saya ikut termotivasi," katanya. Lalu saat Jafro sudah menginjak pendidikan di SMP Muhammadiyah 8 Kota Batu, Jafro mendapat tawaran menjadi atlet paralayang. Ia ditawari Manajer Komunitas Paralayang Ayokitakemon Yosi Pasha. Tawaran itu tidak disia-siakan. Jafro bergabung dalam komunitas itu, menjalani pendidikan, mulai belajar terjun hingga akhirnya memiliki lisensi jadi atlet paralayang. Atlet kelahiran 18 Maret 1996 yang kini berusia 22 tahun itu terus menjalani latihan. Terjun dari ketinggian dengan parasut menjadi bagian tak terpisahkan dalam hari-harinya. Pada 2011, Jafro mulai menuai prestasi dengan menjadi juara tiga yunior Batu Open Paragliding. Prestasinya sebagai atlet paralayang terus menanjak. Berbagai kejuaraan nasional maupun internasional ia ikuti. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016, Jafro meraih medali emas. Puncaknya saat Jafro meraih emas di gelaran Asian Games yang saat ini masih berlangsung. (kps/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X