Senin, 22 Desember 2025

Begal Pembunuh Mahasiswi Bandung Ditangkap

- Kamis, 6 September 2018 | 08:48 WIB

 METROPOLITAN - Kematian mahasiswi Sekolah Tinggi Tek­nologi Tekstil (STTT) Bandung, Shanda Puti Denata (23), setelah dibegal pada akhir Agustus lalu sempat menjadi viral. Kurang dari seminggu, polisi pun me­nangkap dua pelaku. Satu begal sadis pun ditembak mati. Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, ke­duanya punya peran berbeda saat merampas tas ibu satu anak itu. ”Ada berperan sebagai joki, ada juga sebagai eksekutor,” ucapnya. Agung menuturkan, dalam kasus tersebut, Yonas Aditya (26) berperan sebagai joki. Sedangkan Aminatus Solihin alias Ami (23) sebagai eksekutor. Pada Kamis (30/8) lalu, keduanya beraksi menggunakan sepeda motor matik D 5699 KP yang dikemu­dikan Adit. Sejak dini hari, me­reka beroperasi mengelilingi Kota Kembang. Kala tiba subuh sekitar pukul 04:00 WIB, mereka menemukan ’mangsa’. Saat itu mereka melihat Shanda dan re­kannya, inisial EA (23), mengen­darai motor di kawasan Cika­payang, Bandung. Saat itulah kawanan begal ter­sebut menyasar kedua korban. Adit memepetkan kendaraan yang dikemudikannya ke arah motor Shanda dan EA. Setelah dekat, giliran Ami menjalankan tugasnya. Ia mengambil paksa tas yang dibawa Shanda yang posisinya dibonceng. ”Kendar­aan beserta korban terjatuh, kepala korban mengenai jalan dan kedua pelaku kabur mem­bawa tas rampasan,” tutur Agung. Polisi langsung bergerak meny­elidiki pelaku. Namun saat polisi memburu pelaku, Shanda mening­gal dunia di RS Borromeus Bandung. Tetapi polisi akhirnya menangkap Ami pada Selasa (4/8). Sang eksekutor itu ditangkap tim gabungan Polrestabes Bandung dan Polda Jabar di kawasan Jalan Pahlawan, Bandung. Penyelidikan polisi berlanjut. Setelah menge­tahui titik persembunyian Adit di Rancamanyar, Kabupaten Bandung, dini hari tadi, Ami justru berupaya kabur dan melawan petugas. Po­lisi langsung menembakkan timah panas ke arah dada Ami hingga tewas. Tersangka Yonas Aditya alias Adit terus menunduk saat di­tampilkan polisi di RS Sartika Asih Bandung. Berbaju tahanan berwarna biru, Adit tak banyak bicara saat wartawan menyer­bunya dengan aneka pertanya­an. Ia hanya mengaku menyesal atas perbuatannya. ”Saya meny­esal,” ucap Adit. Usai mengucapkan kalimat tersebut, Adit langsung dibawa petugas ke rumah sakit. Saat berjalan, wartawan masih men­coba menyerbu dengan beber­apa pertanyaan. Adit hanya menyebut aksi yang dia lakukan baru satu kali. Ia berperan seba­gai joki. ”Baru sekali ini saja. Saya yang bawa motor,” kata Adit. Sementara itu, ayah Shanda, Yudhi Kusmayadi, meminta po­lisi agar begal itu dihukum berat. ”Harapannya untuk pelaku begal khususnya dihukum seberat-beratnya dan setimpal, karena itu nyawa. Tidak terulang lagi hal yang sama,” ujarnya. Yudhi mengapresiasi atas kerja keras kepolisian Polrestabes Bandung dan Polda Jabar yang tanpa lelah memburu pelaku begal sadis yang menewaskan anak pertamanya. Ia mengaku pihak keluarga penasaran ingin melihat wajah para pelaku begal yang menghilangkan nyawa anaknya. ”Katanya ada yang di­tembak mati, saya sangat setuju. Sesuai statement dari Pak Ridwan Kamil. Memang itu perlu dila­kukan untuk membuat jera pelaku begal,” tutur Yudhi. Yudhi berpesan kepada petugas berwenang untuk meningkatkan pengamanan dan ,patroli teru­tama di jalan yang dianggap rawan, khususnya di Bandung dan umum­nya di Jawa Barat. ”Kan sudah tahu jalan-jalan yang rawan untuk diperketat pejagaannya, penerang­annya agar celah-celah para pen­jahat untuk melakukan kejahatan bisa diminimalisasi. Karena begal ini sekarang sedang tren,” pung­kasnya. (dtk/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X