METROPOLITAN - Sebagai salah satu peraih medali Asian Games 2018, Hening Paradigma berhak dapat bonus. Atlet paralayang itu berencana memakainya untuk mengembangkan usaha cireng. Selain membeli mesin, ia juga akan membuka industri rumahannya di Bogor. HENING menjadi salah satu peraih medali emas Asian Games 2018 dari nomor ketepatan mendarat beregu putra. Bonus pun berhak didapat mereka. ”Tentu bonus ini selain untuk tur ke luar negeri (uji coba, red) juga untuk ekspansi usaha (cireng, red),” kata Hening. Hening mulai menekuni bisnis cireng sejak dua tahun lalu. Ia mulai tertarik berjualan cireng untuk membantu seorang ibu yang kesulitan uang dalam mengembangkan usaha cireng. Usahanya dimulai dari Sumedang dan kini mulai melebar ke Bandung. Setengah berpromosi, Hening pun membeberkan bahwa cireng yang ia jual bukanlah cireng biasa yang berbahan tepung kanji. Ia menambahkan campuran tempe dan bahan makanan lainnya di bagian tengah cireng itu. ”Bentuknya itu seperti peyek. Jadi tidak menggelembung seperti bantal. Jadi kriyuk-kriyuk,” ucapnya. ”Bagian tengahnya kami kasih tempe atau oncom tumbuk. Biasanya saya produksi 100 kilogram. Kami kan jual per bal. Kami jual ke grosir, satu bal itu seperti satu plastik besar berisi tiga kilogram,” ucapnya. Dengan uang bonus, lanjutnya, ingin beli mesin agar efisiensi semakin naik dan bahan produksi lebih banyak. Hening juga berencana memperluas bisnisnya ke kawasan Jabodetabek dengan membuka industri rumahan di Bogor. Dengan demikian, jarak tempuh untuk pengiriman barang bisa lebih efektif. Selain cireng, Hening ternyata juga punya usaha lain yakni ’Brownies Meleleh’. Ia pilih brownies karena cara penyajiannya yang sangat bagus untuk pembeli. ”Selain masak di tempat, brownies juga bisa disajikan hangat-hangat. Dan yang paling unik adalah meleleh,” ujarnya. Menurut Hening, yang punya latar belakang akademik di bidang teknik industri, aktivitasnya sebagai pengusaha tidak akan mengusik kiprahnya sebagai atlet. Ia percaya keduanya bisa jalan beriringan dan kemudian saling melengkapi. ”Dua-duanya menguntungkan. Bahkan dibilang atlet ini bisa menghidupi kita, itu sudah. Sementara usaha itu hobi yang menghasilkan,” ungkapnya. ”Kebetulan konsep usaha yang saya bangun itu bangun sistemnya. Sehingga monitoring dan hasil evaluasi tidak mengharuskan saya harus di sana. Jadi opsinya tidak saling mematikan sebenarnya (apakah itu jadi PNS, atlet dan pengusaha, red),” tutur Hening. (dtk/els/run)