METROPOLITAN - Angkot ber-AC yang sudah disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terpaksa batal mengaspal (beroperasi, red). Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor menunda peluncuran angkot modern tersebut yang semula dijadwalkan Selasa (25/9). Alasannya, pengoperasian angkot yang dilengkapi fasilitas kekinian itu tidak mengantongi surat jalan lengkap. NIAT Wali Kota Bogor mengoperasikan angkot ber-AC gagal terwujud di pekan ini. Kepala Dishub Kota Bogor Rakhmawati Oetih mengatakan, hingga kini kelengkapan layak jalan yang dibutuhkan belum juga terbit dari Samsat, di antaranya STNK dan TNKB (pelat nomor). Hal itu otomatis membuat peresmian angkot ber-AC tertunda dari jadwal semula. “Belum bisa besok (hari ini, red). Masih proses (di Samsat, red). Kalau sudah selesai semua baru kami launching (peluncuran, red). Jangan sampai sudah launching, sudah jalan, tetapi surat-suratnya belum selesai,” kata Rakhmawati kepada wartawan koran ini di Balai Kota, kemarin. Sebelumnya, saat perayaan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) beberapa hari lalu, Dishub sempat menyebut siap dalam peluncuran angkot modern sebagai transisi konversi angkot ke bus. Ia menjelaskan, peresmian dan operasional dari angkot modern yang memiliki fasilitas AC, tv, Wifi, CCTV, charger handphone dan mesin tapping e-money ini baru bisa terlaksana bila kelengkapan surat jalan telah rampung seluruhnya. “Kami masih menunggu, berkas sudah diserahkan,” ucapnya. Terpisah, Penggagas Kodjari, Dewi Jani Tjandera, membenarkan bahwa angkot modern yang sedianya bakal diluncurkan hari ini mesti batal terlaksana karena belum terbitnya surat-surat jalan. Sebagai badan hukum, ia merasa kecewa karena batalnya peluncuran itu juga mengganggu rencana pengoperasian angkot modern yang rencananya mengaspal dan uji coba untuk TransPakuan Koridor (TPK) 4 Ciawi-Ciparigi. “Mobil sudah siap. Tapi kalau Dishub belum memberikan surat jalannya, ya tidak bisa jalan,” katanya. Wanita yang juga Badan Pengawas Kodjari tersebut menjelaskan bahwa Kodjari sudah menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan sejak 5 September. Namun sampai mendekati waktu yang direncanakan, tidak bisa sesuai target. “Setahu saya ngurus itu nggak lama ya. Apalagi saat Harhubnas ke-71, wali kota mengamanatkan supaya konversi segera dipercepat dan dijaga. Akhirnya harus tertunda juga,” paparnya. Awalnya, tutur Dewi, pihaknya memperkirakan kelengkapan surat bisa turun pada pertengahan September sehingga bisa diluncurkan sesuai target. Nyatanya meskipun operasional sudah siap, belum bisa terlaksana. “Perkiraan surat-surat keluar 17 September. Lalu setelah Dishub mengeluarkan info, barulah kita tinggal membuat mohon faktur ke Indomobil dengan jangka waktu sekitar empat hari. Ya belum bisa lah sekarang mah,” ujarnya. Sebelumnya, Dewi sudah menjabarkan soal penetapan tarif untuk angkot ber-AC itu. Ia memastikan ongkos yang ditetapkan akan sanggup bersaing dengan angkutan online lainnya. ”Tarif itu berlaku untuk TPK4 dari Ciawi sampai Bubulak. Kalaupun tidak memakai uang elektronik, kami sudah tetapkan batas tarif atasnya adalah Rp7.000. Karena kami juga tengah mengupayakan sinergi dengan beberapa bank sehingga pembayaran bisa dilakukan secara cashless (tanpa uang tunai, red) agar bisa membuat tarif jadi lebih murah lagi, yaitu Rp4.000 sekali naik,” ungkapnya kepada awak media. Sekadar diketahui, angkot ber-AC yang dicanangkan Pemkot Bogor digadang bakal jadi angkutan praktis, mulai dari penerapan pintu otomatis hingga full AC. Selain itu, angkot ber-AC juga menyediakan ruang bagi perusahaan untuk beriklan. Untuk tahap awal hingga akhir September 2018, Kodjari sudah menyiapkan 26 unit angkot modern dan awal 2019 nanti ditargetkan sudah tersedia 120 unit. Setelah sebanyak 200 lebih angkot Kodjari akan tersisa 120 unit saja. (ryn/c/feb/run)