METROPOLITAN - Peringatan G- 30S/PKI yang jatuh pada 30 September nanti terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, aksi nonton bareng (nobar) yang sempat digagas mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo itu tak lagi berlaku bagi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Hadi mengaku tidak mewajibkan menonton bersama film tersebut. ”Menonton bersama itu hak seluruh warga negara. Bukan hanya hari ini, hari esok atau sekarang, silakan semuanya bisa nonton,” ujar Hadi. Hadi menjelaskan, film tersebut merupakan bagian sejarah yang tidak bisa dilupakan. ”Ideologi komunis harus benar-benar kita tolak untuk tidak bisa masuk ke negeri Pancasila ini, sehingga generasi muda harus benar-benar tahu,” ucap Hadi. Untuk diketahui, Gatot menantang Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Mulyono untuk memerintahkan prajuritnya nonton bareng film pengkhianatan G-30S/PKI. Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon akan nobar film G-30/PKI di daerah pemilihannya. Bahkan, Fadli telah menyiapkan beberapa spot atau titik bagi masyarakat yang ingin menonton G-30S/PKI. “Ada di beberapa posko saya di Bogor untuk nobar G-30S/PKI, seperti di Cibinong dan beberapa tempat lainnya untuk acara nobar. Saya sudah siapkan jauh-jauh hari,” kata Fadli usai menerima Relawan Warga Nasional di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/9/2018). Ia mengatakan, euforia terhadap bahaya laten komunisme masih tinggi. Sehingga nonton bareng G-30S/PKI masih diminati warga. “Nobar ini bertujuan mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang bahaya dan ancaman komunis yang pernah melakukan pemberontakan di Indonesia,” ujar Fadli. Ia juga mengikuti anjuran mantan Panglima TNI Jenderal Purn TNI Gatot Nurmantyo agar masyarakat menonton film G-30S/PKI. “Anjuran yang baik tentang nobar G-30S/PKI harus diikuti seperti yang disampaikan Pak Gatot Nurmantyo. Anjuran yang tidak baik, tak perlu kita ikuti,” tutur wakil ketua umum Partai Gerindra itu. Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin juga menyerukan supaya masyarakat bisa menonton film pengkhianatan G-30S/PKI. Din juga menyampaikan ormas Islam dan TNI bisa menggelar acara nonton bareng alias nobar film yang diproduksi era Orde Baru tersebut. ”Kami serukan masing-masing ormas Islam, keluarga besar bangsa lain dan TNI, saya kira sangat relevan menonton film itu,” ujar Din di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Kamis (26/9). (ogi/b/jp/feb/run)