METROPOLITAN - Selama sepekan, Polres Bogor mendalami dugaan pencemaran Sungai Cileungsi yang masih mengeluarkan bau dan hitam pekat. Bahkan pencemaran bukan hanya terjadi di Sungai Cileungsi, Kali Bekasi yang kini berbusa ditenggarai akibat tercemarnya Sungai Cileungsi. Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi menuturkan, saat ini pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait dugaan pencemaran. Hal tersebut berdasarkan Laporan Informasi (LI) sebagai dasar dilakukan investigasi terhadap pencemaran Sungai Cileungsi. “Timnya sudah dibentuk dan kami sudah bekerja,” ujar Benny, Jumat (28/9). Polres melakukan investigasi melalui Unit Kriminal Khusus Polres Bogor atas inisiatif dan berdasarkan laporan dari masyarakat terkait adanya dugaan pencemaran tersebut. Meski telah membentuk tim, Benny belum bisa memastikan kapan proses investigasi akan selesai, mengingat proses yang akan dilakukan mulai dari lakukan sampel air, lakukan pemeriksaan hingga pembuktian menggunakan ahli. Menurut Benny, jika terbukti adanya pencemaran yang dilakukan sejumlah perusahaan yang membuang limbah, pihaknya akan mengenakan pasal dalam UU Lingkungan Hidup dan menerapkan hukuman mulai dari sanksi pencabutan perizinan, denda hingga pidana. “Nanti terkait apa berbuat apa dan pertanggungjawabannya apa, yang pasti saat ini polisi kami tengah bekerja,” kata Benny. Berdasarkan informasi dari Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, mengatakan bahwa saat ini kondisi Sungai Cileungsi, tepatnya dekat Bendung Bekasi, dalam kondisi dipenuhi busa. “Pagi ini Kali Bekasi berbuih, penyebabnya adalah buih di Curug Parigi (perbatasan Kabupaten Bogor dan Bekasi) hanyut ke hilir setelah hujan tadi malam,” beber Puarman. Ia pun berharap penanganan pencemaran Sungai Cileungsi terselesaikan dengan segera. Mengingat Oktober diprediksi sudah memasuki musim hujan. Artinya bila musim hujan tiba maka persoalan pencemaran akan beralih ke persoalan lain yakni banjir. “Debit air tinggi, persoalan terlupakan beralih ke banjir. Siklusnya seperti itu, musim kemarau debit air menyusut, timbul bau dan ketika musim penghujan banjir,” tambahnya. Bahkan selama ini masyarakat di sekitar Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, memang tidak menggunakan air dari sungai secara langsung. Namun kabarnya aliran sungai tersebut biasa dijadikan air baku untuk pengolahan air milik Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bekasi. Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi meminta Pemerintah Kabupaten Bogor ikut melakukan pengendalian pada sungai di wilayah administrasi Kabupaten Bogor yang mengaliri air ke Kali Bekasi. Sebab, pencemaran yang terjadi di Kali Bekasi disebut berasal dari hulunya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi Jumhana Luthfi mengatakan, hulu Kali Bekasi berada di Sungai Cikeas serta Cileungsi, dan kedua sungai itu masuk wilayah administrasi Kabupaten Bogor. ”Penindakan sudah maksimal ya, ya datang dari Bogor. Hitam itu sudah mulai dari Kali Cileungsi dari hulu,” kata Jumhana di kantor DLH Kota Bekasi. Di tempat yang sama, Kepala Bidang Penataan dan Pengendalian Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kota Bekasi Sugiono mengatakan, apabila dari hulu yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor sudah tercemar, maka dampaknya akan sampai ke hilir di Kali Bekasi. ”Karena permasalahan Kali Bekasi adalah satu kesatuan. Apalagi kita berada di daerah hilir, tentu dampaknya sangat terasa kalau dari hulunya sudah tercemar limbah,” ujar Sugiono. Terpisah, PDAM Tirta Patriot Bekasi memberhentikan sementara suplai air ke pelanggan karena Kali Bekasi tercemar limbah. ”Iya betul (penghentian produksi, red). (Karena, red) sumber air bakunya tidak bisa diolah. Sumber air baku dari Kali Bekasi kan volume limbahnya terlalu besar,” kata Kasubag Humas PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi, Uci Indrawijaya. Uci mengatakan, penghentian suplai air dimulai pukul 07:00 WIB hingga batas waktu yang ditentukan. Kondisi air memang tak bisa diolah karena berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. ”Produksi kita stop karena kadar limbahnya sudah termasuk golongan luar biasa, bukan termasuk limbah yang bisa kita olah. sebetulnya limbah ini sudah datang dari tiga hari (atau) empat hari yang lalu,” tutup Uci. (mam/run)