METROPOLITAN - Saat takdir berkehendak, tak ada yang bisa mengelak. Itu pula yang dialami M Fadli Imammudin, pebalap sepeda asal Bogor yang harus menerima nasibnya menjadi seorang disabilitas. Akibat kecelakaan, ia harus kehilangan kakinya. Namun Fadli, sapaannya, tak menyalahi takdir. Ia justru tetap berjuang hingga berhasil meraih prestasi membanggakan. Pada 2015 lalu, pria asal Bogor itu mengalami kecelakaan. Dia ditabrak pebalap Thailand kala dirinya tengah merayakan kemenangan perlombaan balap motor. Fadli kala itu memang seorang pebalap motor yang tengah naik daun. Kecelakaan itu membuat kaki Fadli harus diamputasi. Dia terpaksa harus menggunakan bantuan kaki palsu untuk kembali bisa berjalan. Kondisi itu sempat membuat Fadli terpuruk dan putus asa. Namun hal itu tak berlangsung lama. Fadli berhasil bangkit dan bertekad tak mau dikasihani. Dikasihani adalah hal yang paling dibenci Fadli. Ia mengaku justru minder bukan main bila diperlakukan seperti itu. “Saya ingin menunjukkan tidak ingin dikasihani dengan prestasi sih. Saya benar-benar berusaha semaksimal mungkin agar bisa berprestasi dan nggak ada yang mengasihani saya lagi,” cerita Fadli. Kebulatan tekadnya pun berbuah manis. Dia berhasil menjadi pebalap sepeda kategori disabilitas. Ratusan kilo, ribuan jam dia lalui untuk menggapai banyak prestasi. Kini dia menjadi andalan Indonesia untuk mendulang medali di banyak kejuaraan internasional. Yang terdekat, dia akan berlaga di Asian Para Games Jakarta dari 6-13 Oktober mendatang. “Satu sisi memang kelihatan disable, tapi saya yakin dengan kemampuan yang lain itu menjadi suatu kelebihan. Kayak saya kekurangan saya, saya ubah bagaimana bisa jadi kelebihan saya. Mungkin dengan teman-teman difabel yang lainnya,” tambah Fadli. Fadli mengajak mereka yang menyandang disabilitas seperti dirinya untuk terus bangkit dan tidak menutup diri. Menurutnya, mengurung diri dan lepas dari lingkungan masyarakat bukanlah hal benar. Justru hal tersebut akan menumpuk luka yang sebelumnya didera. Sudah banyak kesempatan yang terbuka lebar bagi para penyandang disabilitas di Indonesia. Sebagai contoh, ada National Paralympic Committee (NPC) sebagai wadah bagi para penyandang disabilitas yang menaruh minat pada bidang olahraga. “Saya ingin mengajak teman-teman yang disabilitas yang lain, ayo apa minat kalian di apa. Setiap individu pasti punya minat, punya hobi apa pun segala macam pasti bisa dikembangkan,” kata Fadli. (kmp/feb/run)