Senin, 22 Desember 2025

Kisah Fadli, Atlet Disabilitas Asal Bogor Yang Ukir Prestasi Kehilangan Kaki, Tekadkan Hati Raih Medali

- Selasa, 2 Oktober 2018 | 08:54 WIB

METROPOLITAN - Saat takdir berkehendak, tak ada yang bisa mengelak. Itu pula yang dialami M Fadli Imammudin, pebalap sepeda asal Bogor yang harus menerima nasibnya menjadi seorang disabilitas. Akibat kecelakaan, ia harus kehilangan kakinya. Namun Fadli, sapaannya, tak menyalahi takdir. Ia justru tetap berjuang hingga berhasil meraih prestasi membangga­kan. Pada 2015 lalu, pria asal Bo­gor itu mengalami kecelakaan. Dia ditabrak pebalap Thailand kala dirinya tengah merayakan kemenangan perlombaan ba­lap motor. Fadli kala itu memang seorang pebalap motor yang tengah naik daun. Kecelakaan itu membuat kaki Fadli harus diamputasi. Dia terpaksa harus mengguna­kan bantuan kaki palsu untuk kembali bisa berjalan. Kondisi itu sempat mem­buat Fadli terpuruk dan putus asa. Namun hal itu tak berlangs­ung lama. Fadli berhasil bang­kit dan bertekad tak mau dika­sihani. Dikasihani adalah hal yang paling dibenci Fadli. Ia mengaku justru minder bukan main bila diperlakukan se­perti itu. “Saya ingin menunjuk­kan tidak ingin dikasihani dengan prestasi sih. Saya benar-benar berusaha semaksimal mungkin agar bisa berprestasi dan nggak ada yang mengasi­hani saya lagi,” cerita Fadli. Kebulatan tekadnya pun ber­buah manis. Dia berhasil men­jadi pebalap sepeda kategori disabilitas. Ratusan kilo, ri­buan jam dia lalui untuk meng­gapai banyak prestasi. Kini dia menjadi andalan In­donesia untuk mendulang medali di banyak kejuaraan internasional. Yang terdekat, dia akan berlaga di Asian Para Games Jakarta dari 6-13 Okto­ber mendatang. “Satu sisi memang kelihatan disable, tapi saya yakin dengan kemampuan yang lain itu men­jadi suatu kelebihan. Kayak saya kekurangan saya, saya ubah bagaimana bisa jadi kelebihan saya. Mungkin dengan teman-teman difabel yang lainnya,” tambah Fadli. Fadli mengajak mereka yang menyandang disabilitas seperti dirinya untuk terus bangkit dan tidak menutup diri. Menurutnya, mengurung diri dan lepas dari lingkungan masyarakat bukanlah hal benar. Justru hal tersebut akan me­numpuk luka yang sebelumnya didera. Sudah banyak kesem­patan yang terbuka lebar bagi para penyandang disabilitas di Indonesia. Sebagai contoh, ada National Paralympic Commit­tee (NPC) sebagai wadah bagi para penyandang disabilitas yang menaruh minat pada bi­dang olahraga. “Saya ingin mengajak teman-teman yang disabilitas yang lain, ayo apa minat kalian di apa. Setiap individu pasti pu­nya minat, punya hobi apa pun segala macam pasti bisa dikembangkan,” kata Fadli. (kmp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X