Senin, 22 Desember 2025

Palu Menangis, Penjarah Bengis

- Selasa, 2 Oktober 2018 | 09:17 WIB

METROPOLITAN - Ada saja pihak-pihak yang memanfaatkan situasi di tengah bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Di saat kota ini berduka, banyak orang justru menjarah sejumlah gerai minimarket hingga toko handphone. Asosiasi Pengusaha Ritel Indo­nesia (Aprindo) menyayangkan tindakan pengambilan barang yang dilakukan masyarakat ter­hadap toko-toko ritel di Palu dan Donggala. Aprindo mencatat, hingga kini telah terjadi pengambilan barang oleh masyarakat di 40 gerai Alfamart dan satu gerai Hypermart di Kota Palu. Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyayangkan per­nyataan sikap pemerintah mel­alui Menteri Dalam Negeri yang berkesan arogan dengan mem­berikan izin bagi masyarakat untuk mengambil barang di toko ritel yang ada di Palu dan Donggala. ”(Izin tersebut diberikan, red) tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan para pemilik usaha atau manajemen maupun menghubungi Aprindo sebagai Asosiasi Pengu­saha Toko Modern,” katanya. Tak cuma itu, mereka juga dengan suka-suka menjarah toko hand­phone. Untung saja, aksi tersebut berhasil digagalkan pihak kepoli­sian. ”Tadi pagi saya dapat laporan ada yang mencoba menjarah toko handphone kemudian dapat diantisipasi,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Se­nin (1/10). Bahkan ada yang berusaha me­rangsek ke mal besar di sana. “Ada 30 orang di depan Transmart ingin merangsek masuk dan am­bil barang-barang. Sudah dianti­sipasi dan mereka bisa bubar,” tuturnya. Anak buah Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu lantas meminta agar masyarakat tidak brutal di tengah situasi yang memprihatinkan ini. Terlebih menjarah barang-barang bernilai di toko. Sebab, hal itu dikategorikan sebagai tindakan pidana. ”Harus dipahami masyarakat semua, melakukan kejahatan di saat bencana itu ada yang disebut dengan pasal pemberatan, se­pertiga lebih berat dari ancaman (hukuman, red) biasa,” tegas Setyo. Ia mengatakan bahwa pihak-pihak yang berupaya mem­provokasi untuk menjarah toko akan diselidiki. ”Teman-teman intelijen pasti akan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” im­buhnya. Setyo juga meminta masyarakat tetap menjaga ke­tertiban dalam situasi saat ini. ”Tanpa partisipasi masyarakat, saya yakin keamanan dan keter­tiban masyarakat tidak akan tercapai,” ujarnya. Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memahami tinda­kan warga Palu yang mengambil barang, khususnya makanan di waralaba pascagempa bumi dan tsunami. Karenanya, dia enggan menyebut hal itu adalah bentuk penjarahan. ”Bukan penjarahan, mereka itu lapar,” tegasnya di kantor Kemen­terian Politik Hukum dan Keama­nan, Jakarta, Senin (1/10). Ia menilai kekerasan kepada masyarakat yang mengambil ba­rang tanpa izin di toko bukan solusi, mengingat situasi di Palu luluh lantak akibat diterjang gem­pa dan tsunami. Namun pihaknya tetap mengimbau agar masyara­kat di sana tetap mengindahkan hukum. ”Tapi persoalan utamanya ada­lah mereka panik karena takut kekurangan logistik makanan dan BBM,” tutur Tito. Kendati demikian, pihaknya tetap meningkatkan pengamanan guna mencegah pengambilan barang di toko-toko yang ditinggal pemiliknya. Sementara itu, upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencukupi pasokan makanan dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah tersebut. ”BBM sudah dikirim mulai hari ini. Dirut Pertamina sudah di situ, Menteri BUMN sudah di sana. Kemudian pesawat sudah dipakai untuk mengangkut minyak-minyak, sudah berang­kat,” pungkasnya. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X