METROPOLITAN - Ada saja pihak-pihak yang memanfaatkan situasi di tengah bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Di saat kota ini berduka, banyak orang justru menjarah sejumlah gerai minimarket hingga toko handphone. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyayangkan tindakan pengambilan barang yang dilakukan masyarakat terhadap toko-toko ritel di Palu dan Donggala. Aprindo mencatat, hingga kini telah terjadi pengambilan barang oleh masyarakat di 40 gerai Alfamart dan satu gerai Hypermart di Kota Palu. Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyayangkan pernyataan sikap pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri yang berkesan arogan dengan memberikan izin bagi masyarakat untuk mengambil barang di toko ritel yang ada di Palu dan Donggala. ”(Izin tersebut diberikan, red) tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan para pemilik usaha atau manajemen maupun menghubungi Aprindo sebagai Asosiasi Pengusaha Toko Modern,” katanya. Tak cuma itu, mereka juga dengan suka-suka menjarah toko handphone. Untung saja, aksi tersebut berhasil digagalkan pihak kepolisian. ”Tadi pagi saya dapat laporan ada yang mencoba menjarah toko handphone kemudian dapat diantisipasi,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Senin (1/10). Bahkan ada yang berusaha merangsek ke mal besar di sana. “Ada 30 orang di depan Transmart ingin merangsek masuk dan ambil barang-barang. Sudah diantisipasi dan mereka bisa bubar,” tuturnya. Anak buah Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu lantas meminta agar masyarakat tidak brutal di tengah situasi yang memprihatinkan ini. Terlebih menjarah barang-barang bernilai di toko. Sebab, hal itu dikategorikan sebagai tindakan pidana. ”Harus dipahami masyarakat semua, melakukan kejahatan di saat bencana itu ada yang disebut dengan pasal pemberatan, sepertiga lebih berat dari ancaman (hukuman, red) biasa,” tegas Setyo. Ia mengatakan bahwa pihak-pihak yang berupaya memprovokasi untuk menjarah toko akan diselidiki. ”Teman-teman intelijen pasti akan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” imbuhnya. Setyo juga meminta masyarakat tetap menjaga ketertiban dalam situasi saat ini. ”Tanpa partisipasi masyarakat, saya yakin keamanan dan ketertiban masyarakat tidak akan tercapai,” ujarnya. Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memahami tindakan warga Palu yang mengambil barang, khususnya makanan di waralaba pascagempa bumi dan tsunami. Karenanya, dia enggan menyebut hal itu adalah bentuk penjarahan. ”Bukan penjarahan, mereka itu lapar,” tegasnya di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin (1/10). Ia menilai kekerasan kepada masyarakat yang mengambil barang tanpa izin di toko bukan solusi, mengingat situasi di Palu luluh lantak akibat diterjang gempa dan tsunami. Namun pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat di sana tetap mengindahkan hukum. ”Tapi persoalan utamanya adalah mereka panik karena takut kekurangan logistik makanan dan BBM,” tutur Tito. Kendati demikian, pihaknya tetap meningkatkan pengamanan guna mencegah pengambilan barang di toko-toko yang ditinggal pemiliknya. Sementara itu, upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencukupi pasokan makanan dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah tersebut. ”BBM sudah dikirim mulai hari ini. Dirut Pertamina sudah di situ, Menteri BUMN sudah di sana. Kemudian pesawat sudah dipakai untuk mengangkut minyak-minyak, sudah berangkat,” pungkasnya. (jp/feb/run)