METROPOLITAN Rabu (10/10/18) malam, misteri pembunuhan santri bertasbih asal Rumpin, Asep, mulai terungkap. Tak biasanya, warga Kampung Kelor, Desa Karihkil, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, berkerumun di jalanan RT 02/04. Mereka tampak penasaran melihat tim Buru Sergap (Buser) mendatangi sebuah pondok pesantren (ponpes) di Ciseeng. Terlebih pimpinan ponpesnya juga ikut diangkut polisi. Ada apa gerangan? Seminggu sejak ditemukan jasad lelaki dengan luka lebam di semak-semak, ponpes pimpinan SI (70) jadi perbincangan warga setempat. Ada dugaan SI turut terlibat dalam kasus tewasnya Asep, warga Kampung Panoongan, RT 02/04, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin. Sebab, SI ikut dibawa Buser sejak Rabu (10/10) malam. Seorang warga yang jadi saksi penangkapan, Fauzi, mengungkapkan ada sepuluh orang yang dibawa polisi dari Kampung Kelor, Desa Karihkil. Termasuk sejumlah santri di ponpes tersebut. “Iya, mereka masih warga di sini. Terakhir yang punya ponpes itu tadi malam dibawa polisi,” tutur Fauzi. Menurut Fauzi, sepuluh orang yang ditangkap itu memiliki rentang usia berbeda-beda. “Tua muda yang ditangkap. Jadi informasinya skenario pembunuhan itu berawal dari ponpes,” kata Fauzi. Informasi lain yang dihimpun Metropolitan, sebelum penangkapan berlangsung, warga sudah melihat ada orang asing yang mondar-mandir di gang menuju ponpes. Menurut Udin, warga di Kampung Kelor, Desa Karihkil, ponpes tersebut sudah diintai intel sejak Rabu (10/10) sore. “Dari sore, saya lihat mondar-mandir saja di gang sepanjang pasar. Eh benar saja, malamnya langsung ada penangkapan,” bebernya. Sementara hingga Kamis (11/10) malam, SI belum juga kembali ke ponpes. Udin yang tinggal dekat lokasi ponpes menduga pimpinan ponpes itu ditahan polisi atas kasus tewasnya Asep. “Ya kalau soal dia pelakunya atau bukan mah nggak tahu ya. Tapi saya dapat kabar totalnya ada sepuluh yang ditangkap. Terakhir dia (pimpinan ponpes, red),” terangnya. Dikonfirmasi soal ini, Kapolsek Rancabungur Iptu Suparno enggan membeberkan detail status pimpinan ponpes yang dibawa polisi. Ia hanya membenarkan adanya dua pelaku yang ditangkap polisi pada Rabu (10/10) malam. ”Betul, ada penangkapan semalam dua orang. Untuk informasi lanjut silakan hubungi polres,” singkat Iptu Saprno. Sekadar diketahui, tewasnya Asep sempat menggegerkan warga lantaran ditemukan adanya luka di tubuh korban. Dari hasil olah TKP sementara pada 4 Oktober 2018, polisi menduga Asep mengalami penganiayaan dan pemukulan dengan benda tumpul hingga tewas. Atas kasus ini, pihak keluarga menuntut polisi segera mengungkap kasus kematian Asep yang tak wajar. Ibu almarhum, Fatimah, mendesak polisi segera menindak pelakunya dengan hukuman setimpal. “Saya tidak percaya Asep meninggal. Saya minta agar kematian anak saya bisa diusut,” pinta Fatimah sambil menangis saat tiga hari kepergian putranya. Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi belum mau bicara soal kasus kematian Asep. Benny beralasan pihaknya akan membeberkan hasil pemeriksaannya pada Jumat (12/10). Termasuk mengungkap soal hubungan pimpinan ponpes SI dengan kematian Asep. “Iya betul (pelaku sudah ditangkap, red). Lebih jelasnya besok saja ya,” pungkas Benny. (ogi/mul/yos/d/feb/run)