METROPOLITAN - Vania Fitryanti Herlambang akan mewakili Indonesia di Miss International 2018 November ini. Di kontes kecantikan nanti, ia akan mempromosikan pariwisata dan budaya bangsa Indonesia di dunia internasional lewat kostum ’Rumah Gadang’ yang beratnya hingga 20 kilogram. Kostum nasional bertema ’Dynamism of Rumah Gadang’ itu jadi pilihan yang dijagokan di Miss International 2018 di Tokyo Dome City Hall, Jepang. Desainer Dynand Fariz dipercayakan untuk menciptakan kostum nasional bertema rumah tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. ”Akan tunjukkan kepada dunia bahwa Rumah Gadang ini menjadikan rumah yang seakan-akan melayani di atas khayalan dan mimpi setiap orang bahwa harus datang ke Indonesia karena rumah-rumah ini sangat indah dan hanya ada di Indonesia,” ungkap Dynand di acara Konferensi Pers Vania Fitriyanti Herlambang Goes to Miss International 2018 di aula Sasono Wiwoho, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018). Dinamakan ’Dynamism of Rumah Gadang’, kostum nasional tersebut terbuat dari kain tenun yang filosofinya mengingatkan bahwa alam adalah sahabat. Rumah Gadang merupakan rumah kayu yang mampu memahami bahasa alam. Sekali pun alam sedang menggetarkan tanahnya, rumah ini tetap kokoh dan berayun mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut. ”Pembuatan proses satu bulan dengan berat total 20 kilogram. Ini sebagai kekayaan budaya bangsa dengan menampilkan ide detail rumah mirip rumah aslinya tapi dalam bentuk miniatur dan tentunya dengan pertimbangan bisa dipakai dan bisa dibawa,” ujar sang desainer yang juga pria di balik kesuksesan Jember Fashion Carnaval (JFC). Sementara itu, keserasian warna hitam, merah dan sentuhan emas yang akan dikenakan Puteri Indonesia Lingkungan 2018 itu merupakan warna ’Marawa Minangkabau’. Di mana hitam melambangkan akal dan budi, merah melambangkan keberanian dan kuning emas melambangkan keagungan masyarakat Minangkabau. Bagi Vania sendiri, kostum nasional ’Dynamism of Rumah Gadang’ tersebut merefleksikan dirinya yang anggun dan kokoh. Alumni Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Kimia itu mengaku ada tantangan tersendiri baginya dalam membawakan kostum nasional tersebut. ”Cukup berbeda dari desain JFC karena biasanya ada sayap-sayap terus ini nggak ada, dan ini vertikal. Ada tantangan tersendiri untuk membawakan national costume. Saya juga masih belajar karena baru fitting dua hari lalu. Di awal perancangan kostum, kita ingin modifikasi yang tadinya sayap jadi vertikal dan juga memperlihatkan karakter serta background saya. Selain anggun, saya juga bisa perkasa,” ujar Vania. Wanita 22 tahun itu juga optimis bisa meraih kemenangan kembali di Miss International yang sebelumnya diraih Kevin Lilliana di Miss International 2017. Berbagai persiapan pun telah dijalani Vania mulai dari persiapan fisik hingga mental. ”Selama tujuh bulan ke belakang, banyak sekali persiapan yang dilakukan. Tidak hanya mental, fisik, tapi juga apa misi yang akan dibawa ke ajang Miss International. Dan juga sebagai representasi dari Indonesia, pesan-pesan apa yang akan dibawa untuk Indonesia,” imbuh Vania. (de/feb/run)