METROPOLITAN - Usai gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Kota Palu dan Donggala, kini sejumlah wilayah di Indonesia ikut dilanda gempa. Seperti gempa Situbondo dirasakan mengguncang sebagian wilayah di Jawa Timur, Kamis (11/11) dini hari lalu. Begitu juga dengan Banda Aceh dan beberapa kota lainnya yang diguncang gempa. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan gempa yang terjadi di Jawa Timur berkekuatan magnitudo 6,4 pukul 01.44.57 WIB. Titik gempa berada di Bali Sea dengan letak geografis di 7.42 Lintang Selatan dan 114.48 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer. Sementara gempa bumi yang terjadi di Aceh berkekuatan 4,5 magnitudo serta gempa bumi berkekuatan 5,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Lebak, Banten, pada Minggu (14/10) pukul 02:38 WIB. Seperti yang diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep Rahman Riady. Ia menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,4 Situbondo di Sumenep menjadi tiga orang dan rumah warga yang hancur akibat gempa sebanyak 25 unit. Ketiga korban meninggal itu H Nadar (60), Nuril Kamelia (7) dan Suhamar (70), warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Sumenep, Madura. Korban yang sebelumnya menjalani pemeriksaan di Puskesmas Sapudi, jenazahnya kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan. ”Kami masih terus menyisir para korban akibat gempa ini bersama tim Tanggap Bencana,” kata Rahman. Gempa magnitudo 6,4 mengguncang Situbondo Jawa Timur dan Bali. Gempa ini mengakibatkan adanya kerusakan rumah warga. Untuk saat ini, setidaknya ada ratusan rumah yang ambruk dan satu masjid. ”Beberapa rumah mengalami kerusakan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo mengatakan, kerusakan ini masih dalam proses penanganan. Penanganan ini dilakukan BPBD Provinsi Jawa Timur dan Sumenep. ”BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Sumenep masih melakukan pendataan,” kata Sutopo. Sementera dilihat secara geologi, baik dari lempengan dan patahan yang ada, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia. ”Wilayah Indonesia itu sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik. Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat,” ungkap Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami pada BMKG, Daryono. ”Wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan sehingga tidak heran jika wilayah Indonesia itu dalam sehari itu lebih dari sepuluh gempa yang terjadi,” tambahnya. Sejumlah patahan aktif tersebut adalah patahan besar Sumatera yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Yogyakarta, di Utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong, Memberamo, di samping di Kalimantan. Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah ’tapal kuda’ sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. (net/mam/run)