Senin, 22 Desember 2025

Anggota DPR Nyaris Jadi Tumbal Peluru Nyasar

- Selasa, 16 Oktober 2018 | 09:33 WIB
FOTO: ISTIMEWA/METROPOLITAN
FOTO: ISTIMEWA/METROPOLITAN

METROPOLITAN - Suasana dalam gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendadak tegang. Sebuah peluru melesat ke ruang anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra, Wenny Warouw. Di ruang kerjanya, lantai 16, peluru menembus kaca jendela hingga nyaris mengenai Wenny dan dua tamunya. “Tiarap, Pak,” teriak tamu Wenny. Wenny bersama dua tamunya yakni Pendeta Heski Roring dan AKBP Ronald Rumondor nyaris jadi tumbal peluru nyasar. Senin (15/10) sekitar pukul 14:35 WIB, ketiganya asyik ngobrol namun tiba-tiba terdengar bunyi kaca pecah. Sontak semua yang ada di ruangan langsung berteriak dan memintanya tiarap. ”Saya baru duduk dan ada tamu saya Pak Heski Roring pendeta dan AKBP Ronald Rumondor, kemudian kami bertiga baru ngobrol dua sampai tiga menit, kaca meledak. Lihat ada pecahan, kemudian dia lihat ada bocor di plafonnya, kemudian saya disuruh tiarap. Itu singkatnya,” kata Wen­ny di lokasi. Menurut Wenny, posisi lubang peluru tersebut kurang lebih 10 cm dari atas kepala Pendeta He­ski Roring. ”Kemiringannya arah mungkin dari sebelah gedung Kompas pelurunya datang. Ka­rena dari Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) sudah lihat perkenaannya dan tembusan kaca yang lubangnya dan tem­busan ke plafonnya, itu sem­purna banget. Jadi betul-betul tembakan yang profesional,” bebernya. Wenny menuturkan, bunyi pecahan kaca tersebut hanya terdengar satu kali. Akibat dugaan penembakan tersebut, kaca langsung berceceran di atas mejanya. ”Hanya satu petas gitu saja. Begitu lihat kaca berhamburan di meja saya, tamu saya berte­riak, ‘tiarap, Pak. Penembakan’. Saya tiarap. Peluru itu melesat di atas kepala saya,” papar Wen­ny. Tak cuma ruang Wenny, peluru juga menyasar ruangan 1313 yang tak lain ruang kerja Bambang Herry Purnama. Namun saat kejadian, Bambang tidak berada di ruangan. Tetapi ada stafnya yang nyaris jadi korban. Ketua DPR RI Bambang Soesa­tyo tak bisa membayangkan jika peluru yang nyasar ke ruang anggota DPR yakni Wenny Wa­rouw dan Bambang Heri Pur­nama, mengenai seseorang. Dalam peristiwa ini, ada tiga orang yang nyaris jadi korban peluru nyasar. “Jujur saya tidak bisa mem­bayangkan yang tadi memakai jilbab, adinda kita saudara TA (tenaga ahli, red) dari Bambang Heri yang hari ini sedang mela­kukan umrah. Mundur sedikit, itu pasti kena kepala,” kata pria yang akrab disapa Bamsoet ter­sebut kepada wartawan. “Saya tidak bisa membayangkan tamu dari Pak Wenny Warouw tadi kalau tinggi sedikit, pasti kena juga kepalanya,” ucapnya. Sementara itu, Bamsoet sebe­lumnya menyatakan peluru nyasar itu ditembak dengan tidak sengaja ke arah gedung DPR. Pelakunya merupakan anggota Perbakin Tangerang Selatan (Tangsel). “Pelakunya adalah anggota Perbakin Tangerang Selatan,” ucap Bamsoet. Direktur Kriminal Umum Pol­da Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, peluru yang menembus kaca ruang anggota DPR diketahui berasal dari la­pangan tembak Perbakin yang berada di samping Kompleks Parlemen. Lelaki berinisial I, pelaku penembakan dua ruang kerja anggota Komisi III DPR RI, itu dibawa aparat kepolisian. Berdasarkan pemeriksaan se­mentara, pelaku mengakui meng­gunakan senjata laras pendek. “Kami menemukan anak pel­uru. Kemudian dari orang yang latihan dari inisial I, sudah kami ambil keterangan, sudah kami ambil senjatanya, kemudian besok kami kirim ke Labfor, an­tara proyektil yang ditemukan di ruangan dengan senjata yang dimiliki Saudara I tadi,” tutur Nico. I lalu dibawa ke Polda Metro untuk pemeriksaan lanjutan. Polisi menyatakan I harus mem­pertanggungjawabkan perbua­tannya. ”Proses hukum kami bawa di Polda Metro. Yang ber­sangkutan diperiksa, dimintai keterangan dan mempertang­gungjawabkan apa yang sudah dilakukan. Kami bersyukur tidak ada korban. Namun kami akan koordinasi dengan Perbakin dan Pak Ketua (DPR, red) juga agar faktor keamanan jadi perhatian kami semua,” ujar Nico. Ketua Perbakin DKI Jakarta Setyo Wasisto menjelaskan, ha­sil penyidikan tim Puslabfor Polda Metro Jaya menyebut pelaku menggunakan peluru kaliber 9 milimeter. Ia menuturkan, peluru 9 mm dilontarkan memakai senjata laras pendek. Jenis peluru terse­but sering digunakan untuk la­tihan menembak. ”Senjata laras pendek, kaliber 9 milimeter. Memang itu sering digunakan latihan Perbakin,” kata Setyo di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senin (15/10/2018). Setyo menjelaskan ada kemun­gkinan peluru tersebut bisa me­nyasar hingga gedung DPR. Walaupun terdapat alat pemba­tas di lapangan tembak Perbakin, peluru masih bisa keluar jalur jika diarahkan ke atas. “Dia latihan di Lapangan Tembak Senayan. Kalau jarak jangkaunya sempurna, masih bisa sampai ke DPR. Ada (pembatas, red) dong, tapi kalau ditembak ke atas ya langsung keluar,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Setyo menegaskan insiden itu karena faktor ketidaksengajaan. ”Saya tak yakin ada motif lain. Itu latihan, kemungkinan peluru nyasar. Bi­asa, tapi nanti keamanan di la­pangan tembak harus diperbaiki,” pungkasnya. (de/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X