Minggu, 21 Desember 2025

Minta Hp sebelum Meninggal

- Jumat, 19 Oktober 2018 | 09:53 WIB

METROPOLITAN - Suasana duka me­nyelimuti keluarga Rafli, bocah malang asal Kampung Kedunghalangponcol, RT 04/06, Kelurahan Sukaresmi, Keca­matan Tanahsareal, Kota Bogor, yang menjadi korban keganasan kubangan proyek perumahan milik PT Gapura Prima. Bocah yang baru kelas tiga SD itu tewas saat bermain bersama rekan sejawatnya usai pulang sekolah pada Kamis (18/10) se­kitar pukul 13:30 WIB. Siapa sangka, Rafli yang kala itu pamit bermain bersama rekannya ter­nyata pamit untuk selamanya. Acep Suprihatin yang merupa­kan uak (kakak orang tua korban, red), mengaku tidak memiliki firasat apa pun kala ponakan lugunya tersebut meminta izin bermain bersama teman yang masih satu sekolah dengannya itu. “Biasa saja, tidak punya pe­rasaan apa-apa. Karena memang mereka itu masih satu sekolah, teman di sekolah dan di rumah juga. Jadi biasa saja, nggak ada firasat apa pun,” tutur Acep dengan pilu. Acep mengaku sebelum keper­gian mendiang Rafli, bocah yang saat ini tengah mengaji di Iqra enam itu, sempat menyampaikan keinginannya memiliki gawai (handphone). Namun keinginan itu belum bisa terpenuhi lanta­ran ia sudah menghadap Yang Maha Kuasa. “Sekitar empat hari lalu ia sempat meminta ga­wai, seperti teman-temannya. Mungkin itu pinta terakhirnya. Tapi keinginannya belum bisa terpenuhi, apalagi sekarang ia sudah tiada,” papar Acep sambil meneteskan air matanya. Di mata Acep, Rafli merupa­kan sosok yang rajin dan sang­at taat terhadap agama. Di usianya yang masih dini, Rafli juga terkanal sebagai orang yang riang dan bersahaja. Acep ber­harap semoga almarhum dite­rima di sisi-Nya. “Pagi sekolah, sore ngaji, dia itu anaknya baik dan taat dengan agama. Se­moga Rafli diampuni segala dosanya dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” tutupnya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X