METROPOLITAN - Suasana duka menyelimuti keluarga Rafli, bocah malang asal Kampung Kedunghalangponcol, RT 04/06, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, yang menjadi korban keganasan kubangan proyek perumahan milik PT Gapura Prima. Bocah yang baru kelas tiga SD itu tewas saat bermain bersama rekan sejawatnya usai pulang sekolah pada Kamis (18/10) sekitar pukul 13:30 WIB. Siapa sangka, Rafli yang kala itu pamit bermain bersama rekannya ternyata pamit untuk selamanya. Acep Suprihatin yang merupakan uak (kakak orang tua korban, red), mengaku tidak memiliki firasat apa pun kala ponakan lugunya tersebut meminta izin bermain bersama teman yang masih satu sekolah dengannya itu. “Biasa saja, tidak punya perasaan apa-apa. Karena memang mereka itu masih satu sekolah, teman di sekolah dan di rumah juga. Jadi biasa saja, nggak ada firasat apa pun,” tutur Acep dengan pilu. Acep mengaku sebelum kepergian mendiang Rafli, bocah yang saat ini tengah mengaji di Iqra enam itu, sempat menyampaikan keinginannya memiliki gawai (handphone). Namun keinginan itu belum bisa terpenuhi lantaran ia sudah menghadap Yang Maha Kuasa. “Sekitar empat hari lalu ia sempat meminta gawai, seperti teman-temannya. Mungkin itu pinta terakhirnya. Tapi keinginannya belum bisa terpenuhi, apalagi sekarang ia sudah tiada,” papar Acep sambil meneteskan air matanya. Di mata Acep, Rafli merupakan sosok yang rajin dan sangat taat terhadap agama. Di usianya yang masih dini, Rafli juga terkanal sebagai orang yang riang dan bersahaja. Acep berharap semoga almarhum diterima di sisi-Nya. “Pagi sekolah, sore ngaji, dia itu anaknya baik dan taat dengan agama. Semoga Rafli diampuni segala dosanya dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” tutupnya. (ogi/c/mam/run)