METROPOLITAN - Panas terik matahari tidak memadamkan semangat Sukma Umbara, salah seorang guru honorer, yang berjalan kaki dari Indramayu menuju Istana Negara di Jakarta. Ia memulai aksinya dari titik 0 Indramayu pada 15 Oktober 2018 dan hari ini tiba di Kota Bogor. Selama perjalanannya, Umbara beberapa kali beristirahat untuk meluruskan kakinya. Bahkan pria itu tidak lepas dari basuhan air wudu selama perjalanannya. Terlihat saat wudunya batal, beberapa kali Umbara masuk ke SPBU untuk mengambil wudu. Ketika ditanya, Umbara pun mengatakan bahwa itu untuk memotivasi dirinya. ”Iya Alhamdulillah, untuk memotivasi agar kita harus bersih dari semuanya. Makanya saya salaman sama ibu-ibu juga bukan nggak mau salaman tapi takut batal,” ujarnya saat ditemui di kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. Saat tiba di Kota Bogor, Umbara pun disambut rekan guru honorer dan kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor. Meski kadang mendapat cemoohan, namun itu tidak melunturkan tekadnya menyampaikan aspirasi agar para guru honorer bisa sejahtera. Namun meski demikian, banyak juga orang dan warga serta teman sesama guru yang mendoakannya. “Banyak orang yang menertawakan itu ada tapi itu bukan halangan bagi saya. Ada yang ngasih semangat doa dukungan bahkan ada yang ngajak istirahat dulu. Pasti setiap perjuangan dan pengorbanan itu ada rintangannya. Alhamdulillah di setiap rintangan pasti ada hal yang kemudahan juga. Alhamdulillah saya baru disambut Bapak PGRI Kota Bogor dan kadisdik Kota Bogor,” katanya. Hampir sembilan hari Umbara melakukan aksi jalan kaki, sebelum menempuh jalan yang panjang ini. Umbara mengaku tidak melakukan persiapan khusus. “Persiapan saya hanya mempersiapkan fisik saja dan mental. Kalau perbekalan, saya secukupnya,” terangnya. Ia juga mengaku selama lima hari perjalanan hanya makan bubur. “Iya, saya pembekalan hanya secukupnya saja. Kadang kan kita nggak sering makan. Makan saja ini nggak terlalu itu. Sudah perjalanan ke Bandung sampai hari kelima tuh bubur terus. Jadi selama lima hari makan bubur, belum pernah makan nasi. Buah, nasi, baru dari Cianjur ke sini. Jadi sebelumnya itu bubur saja,” ungkapnya. (tib/mam/run)