Senin, 22 Desember 2025

Tidak Lepas dari Wudu selama Perjalanan

- Kamis, 25 Oktober 2018 | 09:25 WIB
FOTO HANDAL: IMAM/METROPOLITAN/JPNN
FOTO HANDAL: IMAM/METROPOLITAN/JPNN

METROPOLITAN - Panas terik matahari tidak memadamkan semangat Sukma Umbara, salah seorang guru honorer, yang berjalan kaki dari Indramayu menuju Istana Negara di Jakarta. Ia memulai aksinya dari titik 0 Indramayu pada 15 Oktober 2018 dan hari ini tiba di Kota Bogor. Selama perjalanannya, Umbara beberapa kali beristirahat untuk meluru­skan kakinya. Bahkan pria itu tidak lepas dari basuhan air wudu selama perjalanannya. Terlihat saat wudunya batal, beberapa kali Umbara masuk ke SPBU untuk mengambil wudu. Ketika ditanya, Umbara pun mengatakan bahwa itu untuk memotivasi dirinya. ”Iya Alhamdulillah, untuk memotivasi agar kita harus bersih dari semuanya. Makanya saya salaman sama ibu-ibu juga bu­kan nggak mau salaman tapi takut batal,” ujarnya saat ditemui di kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.­ Saat tiba di Kota Bogor, Um­bara pun disambut rekan guru honorer dan kepala Dinas Pen­didikan Kota Bogor. Meski kadang mendapat cemoohan, namun itu tidak melunturkan tekadnya menyampaikan aspirasi agar para guru honorer bisa sejah­tera. Namun meski demikian, banyak juga orang dan warga serta teman sesama guru yang mendoakannya. “Banyak orang yang menerta­wakan itu ada tapi itu bukan halangan bagi saya. Ada yang ngasih semangat doa dukungan bahkan ada yang ngajak istirahat dulu. Pasti setiap perjuangan dan pengorbanan itu ada rintangan­nya. Alhamdulillah di setiap rintangan pasti ada hal yang kemudahan juga. Alhamdulillah saya baru disambut Bapak PGRI Kota Bogor dan kadisdik Kota Bogor,” katanya. Hampir sembilan hari Um­bara melakukan aksi jalan kaki, sebelum menempuh jalan yang panjang ini. Umbara mengaku tidak melakukan persiapan khu­sus. “Persiapan saya hanya mem­persiapkan fisik saja dan mental. Kalau perbekalan, saya secukup­nya,” terangnya. Ia juga mengaku selama lima hari perjalanan hanya makan bubur. “Iya, saya pembekalan hanya secukupnya saja. Kadang kan kita nggak sering makan. Makan saja ini nggak terlalu itu. Sudah perjalanan ke Bandung sampai hari kelima tuh bubur terus. Jadi selama lima hari ma­kan bubur, belum pernah makan nasi. Buah, nasi, baru dari Cianjur ke sini. Jadi sebelumnya itu bubur saja,” ungkapnya. (tib/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X