Senin, 22 Desember 2025

Sering Kerja Luar Kota, Pangkalpinang Jadi ‘Akhir’ Perjalanan

- Selasa, 30 Oktober 2018 | 09:36 WIB
FOTO: FADLI/METROPOLITAN/JPNN
FOTO: FADLI/METROPOLITAN/JPNN

METROPOLITAN - Tak ada yang menyangka, saat pamit hendak bekerja ke Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (29/10) dini hari, menjadi pamitan terakhir Darwin Harianto (51) kepada keluarga kecilnya. Pria yang sudah tinggal lebih dari sepuluh tahun bersama keluarga di Villa Mutiara Bogor D1/26, Kelurahan Mekar­wangi, Kecamatan Tanahsareal, itu dikenal sering bepergian ke luar kota. Pekerjaannya sebagai konsultan lingkungan membuatnya sering terbang ke berbagai daerah, dari Pulau Jawa hingga Sorong, Papua. Namun tak disangka, penerbangannya ke Tanjungpinang menjadi perjalanan terakhir bapak dua anak itu. Lelaki kelahiran Pendopo itu masuk daftar manifes pesawat Lion Air JT 610 rute Bandara Soekarno Hatta-Pangkalpinang, yang hilang di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. “Awalnya saat tahu kabar itu dari adik ipar, kami tidak langs­ung percaya. Tapi kami dan kelu­arga langsung lemas saat petugas merilis Surat Izin Mengemudi (SIM) yang berceceran dan di­temukan di TKP, atas nama Pak Darwin. Tangis keluarga pun pecah,” ujar tetangga dekat kor­ban, Abdulrahman, saat ditemui Metropolitan, kemarin. Darwin memang dikenal sering bepergian dalam bekerja, bisa beberapa kali dalam sebulan. Bahkan, tutur Abdul, korban baru saja pulang dari Sorong, Papua, saat melakukan pemetaan hutan. Selain itu, ketertarikan dan keah­liannya dalam membangun lingkungan pun dia tularkan kepada warga di sekitarnya. Tak hanya berperan sebagai ketua RT, suami dari Lianawati itu juga seorang penggagas Kelom­pok Usaha Pemberdayaan Sam­pah (KUPS) di perumahan ter­sebut. “Terakhir kontak itu Minggu (28/10) malam. Saya ingin mem­bicarakan bebersih sampah dan got karena sudah mulai hujan. Namun urung ketemu karena hujan tidak berhenti-berhenti sampai jam 12 malam,” ucapnya. Sementara tetangga lainnya, Tuti, mengetahui korban berang­kat dari rumah sekitar pukul 02:00 WIB, menggunakan jasa tetang­ganya sebagai sopir. Sebab, jam-jam itu sulit kendaraan yang keluar masuk kompleks. “Tahu-tahu beres saya ngaji ada kabar nama Pak Darwin ada di daftar nama manifes pesawat. Awalnya nggak percaya, eh pas di TV ada SIM-nya, baru percaya Pak Dar­win jadi korban,” ujarnya. Terpisah, rekan kerja korban, Priyatmoko, mengaku renca­nanya Darwin dan kedua rekan kerja lainnya terbang ke Suma­tera pada Kamis (25/10). Namun karena beberapa hal, mesti tertunda dan baru diberang­katkan Senin (29/10) pagi. Na­has, pesawat tersebut hilang kontak dan mengalami ke­celakaan di perairan Karawang. “Tujuannya mau sampling, mengambil data-data untuk kualitas lingkungan di pabrik dan kebun sawit, kebutuhan pekerjaan ya. Sudah direncana­kan, tadinya Kamis, ditunda jadi hari ini (kemarin, red),” tutupnya. (ryn/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X