Senin, 22 Desember 2025

Perjuangan Hendra, Sosok Di Balik Penemuan Black Box Lion Air (Habis) Pernah Nganggur Setahun hingga Daftar TNI AL Diam-diam

- Sabtu, 3 November 2018 | 08:15 WIB

METROPOLITANDetektor sinyal yang dipegang Sertu Hendra Saputra mendadak berbunyi di dekat sebuah benda berwarna oranye yang terpendam lumpur di dasar laut Karawang, Kamis (1/11/2018) pagi. Ya, Hendra berhasil menemukan kotak hitam pesawat Lion Air hingga membuat nama­nya harum. Seperti apa sosok Hendra di mata keluarganya?

KEBERHASILAN Hendra menemukan kotak hitam jadi kebanggaan tersendiri bagi keluarganya. Adalah Kadirman, ayah Hendra yang selama ini kerap dimintai restunya tiap menjalankan misi kemanusiaan. Sebelum turun menyusuri ba­wah laut, rupanya Hendra lebih dulu meminta doa pada orang tuanya agar berhasil menuntas­kan tugas bersama rekan-rekan dari tim pencarian. ”Dia bilang minta doa, Rabu malam, lewat WA saja. Alham­dulillah Hendra bertugas dengan baik,” ujar lelaki yang akrab disapa Kadir. Lewat pesan singkat atau tel­epon, Hendra biasanya meng­hubungi sang ayah yang kini usianya sudah menginjak 65 tahun. Kadir bangga dengan keber­hasilan Hendra. Sebab, Hendra bersama tim sudah menemukan kotak hitam pesawat nahas yang jatuh awal pekan lalu. Ia pun tidak sanggup menahan rasa bangga kala melihat putranya dari layar televisi. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai montir ini melihat putra­nya memberi keterangan sepu­tar penemuan kotak hitam ter­sebut di satu stasiun tv swasta. Pria berkumis ini mengaku sedang memperbaiki mobil saat putranya diwawancarai. ”Jadi saya lihat lah berulang-ulang di tv,” ulasnya. Kadir mengaku menyapa putra­nya dengan sebutan Een. Men­urutnya, Een adalah sosok yang ramah dan tangguh. Anak keempat dari lima ber­saudara ini gabung dengan Ma­rinir pada 2005. Ia tidak meny­angka putranya bakal jadi ba­gian korps baret ungu. Een ternyata mendaftar masuk TNI AL secara diam-diam. Alum­nus SMAN 2 Dumai itu sempat menganggur satu tahun pascalu­lus sekolah. Lamaran kerja da­rinya kerap ditolak. Ia pun memilih ujian masuk TNI AL. Namun Een tidak mem­beri tahu bakal mendaftar ujian masuk TNI AL. Ia baru berterus terang kepada orang tuanya tepat saat hendak seleksi masuk TNI AL di Medan. ”Jadi dia tak bilang-bilang waktu daftar. Abang dio yang disuruh antar dokumen ke Medan,” kenangnya. Kadir mengaku bahwa pria kelahiran 10 Juni 1985 itu memang sudah hobi berenang sejak kecil. Ia kerap berenang di sungai lan­taran air di rumahnya tidak ber­sih. Sejak kecil, Een juga sering bergaya seperti tentara. Ia sering disebut tentara kecil oleh kelu­arganya. Panggilan itu ternyata menjadi doa terbaik dari kelu­arga. Saat sekolah, Een juga pernah bergabung dengan paskibra. ”Jadi memang dio hobi sejak kecil,” tuturnya. Ayah satu anak itu ternyata punya segudang prestasi. Ia ter­nyata pernah jadi bagian pasukan pengamanan PBB di Libanon. Bahkan ia pernah ambil bagian dalam latihan tempur dengan tentara dari Amerika Serikat. Een juga sering bertugas dalam upaya penyelamatan. Di anta­ranya evakuasi korban kecelaka­an pesawat Sukhoi di Gunung Salak dan tenggelamnya kapal di Danau Toba beberapa waktu lalu. Walau demikian, saat mo­men Lebaran, Een sempat men­jumpai keluarga di rumah orang tuanya di Gang Murni II, Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Dumai. Een cuma empat hari di rumah. ”Waktu itu dia rupanya tugas untuk membantu evakuasi di Danau Toba,” terang Kadir. ( tib/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X