Senin, 22 Desember 2025

Kisah Laura Lazarus, Mantan Pramugari Yang Selamat Dari Maut Terpental Menabrak Sayap Pesawat

- Rabu, 7 November 2018 | 10:48 WIB

METROPOLITAN - Laura Lazarus, mantan pramugari yang pernah mengalami dua kali kecelakaan pesawat bernasib mujur. Meski harus kehilangan betis dan mengalami patah tulang, Laura berhasil lolos dari maut saat pesawat yang ditumpanginya tergelincir hingga menewaskan 25 orang. Masih lekat di ingatan Laura soal tragedi yang menimpanya saat masih menjadi seorang pramugari. Tuntutan pekerjaannya yang mengharuskannya hilir mudik dengan pesawat membuatnya terbiasa menghadapi segala macam risiko. Termasuk risiko kecelakaan saat terbang. Bayangkan, dalam sehari Laura bisa enam sampai tujuh kali terbang. Rasa lelah itu ia tutupi dengan senyuman manis saat menyapa penumpang. “Di atas (saat terbang, red) terasa ringan, kami nggak sadar. Tapi pas sudah di bawah, baru kelihatan badan biru-biru,” tuturnya.Belum lagi bila ada masalah dengan pesawat yang ditumpangi. Meski tak selalu mendapat informasi utuh tentang kondisi pesawat, namun sebagai bagian dari awak kapal, ia pun tetap merasakan bila ada masalah teknis. “Yang tahu yang di kokpit. Kalau kami pramugari cuma ikut saja,” katanya. Pada 2004, Laura mengalami dua kecelakaan di pesawat yang diawakinya. Kecelakaan pertama pada 4 Juli 2004 ketika pesawat tergelincir keluar landasan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan. Kecelakaan kedua bahkan terjadi pada tahun yang sama. Pada 30 November 2004, pesawat menabrak pagar di ujung landasan Bandara Adi Sumarmo Solo. Pesawat tergelincir keluar hingga tersangkut di pemakaman dan menewaskan 25 orang. Saat itulah Laura harus merelakan tubuhnya mengalami patah tulang hingga cacat. “Wajah luka parah, pinggang patah, betis hilang setengah bagian dan tulang kaki patah berat. Saya beruntung, sebab bisa saja saya meninggal saat itu,” ujar Laura. Empat belas tahun lalu itu, kecelakaan penerbangan di Indonesia menunjukkan angka mencemaskan, termasuk Lion Air. Namun kini justru saat Lion disebut semakin baik mengelola faktor keamanan, tragedi JT 610 terjadi dengan jumlah korban mencapai 189 penumpang. Tak ada penumpang dan kru yang selamat saat pesawat itu jatuh ke laut. Kini Laura memilih jalannya menjadi motivator. Ia berbagi semangat dari gereja ke gereja maupun di pertemuan biasa yang santai. Dengan kaki cacat, Laura bahkan sanggup mondarmandir menyetir mobil sendiri. Laura berbagi harapan. Perempuan yang kini berusia 33 tahun itu tak ingin kecelakaan penerbangan terus berulang. (kmp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X