METROPOLITAN - Merasa trauma dengan perlakuan kasar yang diduga dilakukan kepala sekolahnya, siswa SMPN 1 Sukamakmur di Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor mengganti kepala sekolah (kepsek) yang dinilai kerap melakukan kekerasan fisik. Mulai dari pemukulan terhadap siswa yang melanggar, memotong rambut dengan asal-asalan hingga mencubit perut siswa sampai biru. "iya,sering dan hampir setiap hari teman sekolah saya ada yang kena cubit dan pukulan oleh kepsek. Biasanya siswa yang kena hukuman hanya karena dia telat masuk kelas saat jam istirahat, menginjak lantai kelas menjadi kotor, baju seragam tidak dimasukkan,” ungkap sateman sekolah saya ada yang lah seorang siswa, MR, kepada Metropolitan, kemarin. Senada, siswa DS juga mengaku tidak tahan dengan perlakuan kepseknya. Karena itu, ia dengan siswa lainnya sempat ingin melakukan protes dengan cara demo, namun orang tua siswa berjanji akan membuatkan laporan tertulis kepada Disdik Kabupaten Bogor. “Kepseknya galak dan sering melakukan pemukulan. Belum lama ini ada murid yang dicubit bagian perutnya di kantin belakang sekolah. Kalau tidak diganti kepseknya, saya dengan siswa lainnya akan demo,” ujarnya. Terpisah, Kepala SMPN 01 Sukamakmur Tri Suliyani tidak membantah telah memberi hukuman kepada siswa yang kerap melanggar aturan sekolah. Ia berdalih hukuman berupa fisik itu agar siswa yang diasuhnya disiplin dan taat aturan. ”Saya hanya memberi peringatan kepada siswa yang bandel agar lebih disiplin dan saya hanya menepuk badan dan mencubit perutnya saja, tidak untuk selebihnya. Saya panggil siswa yang melanggar peraturan sekolah satu sampai tiga kali untuk dikasih peringatan. Namun jika sampai tiga kali diperingati siswa tidak menaati peraturan sekolah, maka saya hukuman fisik diberlakukan agar ada efek jera,” tuturnya. (rif/c/feb/run)