Minggu, 21 Desember 2025

Angkot Ber-AC Dipaksa Ngandang

- Kamis, 15 November 2018 | 08:28 WIB

METROPOLITAN - Polemik yang mendera ke­beradaan Angkot Modern yang beroperasi di TransPakuan Koridor (TPK) 4 jurusan Ciawi-Ci­parigi belum juga mereda. Puncaknya, para sopir konvensional yang menolak beroperasinya angkot dengan berbagai fasilitas kekinian itu meluapkan kekesalannya dengan aksi demo dan sweeping angkot di depan kantor Dinas Perhubungan (Dis­hub), Jalan Tajur, Selasa (15/11). Tak cukup sam­pai di situ, para sopir angkot yang didominasi angkot 09 dan 01 itu mendatangi gedung DPRD Kota Bogor untuk ‘curhat’ dengan wakil rakyatnya itu, kemarin sore. Audiensi yang berlangsung selama lebih dari tiga jam itu ada beberapa poin yang muncul antara anggota dewan dengan para sopir. Di antaranya sepakat dengan para sopir dan pemilik angkot yang trayeknya bersinggungan langsung dengan Angkot Modern di TPK 4 untuk menunda ope­rasional angkot dengan fasilitas AC, TV, Wifi, CCTV, charger handphone dan mesin tap e-Money itu, hingga ada kejelasan dari Dishub maupun badan hukum. “Mereka khawatir para sopir hilang pendapatan,” katanya usai pertemuan, kema­rin.­ Selain itu, mereka ingin keter­bukaan dari Dishub soal jumlah keseluruhan angkot umum dengan trayek yang sedang ber­jalan. Termasuk kesesuaian an­tara kelengkapan surat kendar­aan dengan wujud mobilnya. “Terakhir, badan hukum dinilai kurang membuka komunikasi dengan sopir dan pemilik ken­daraan yang ada,” paparnya. Politisi Hanura itu menam­bahkan, hasil pertemuan ter­sebut langsung ditindaklanjuti ke Dishub Kota Bogor. Sendhy mengaku sudah menghubungi kepala Dishub agar operasional Angkot Modern ditunda sampai ada titik temu dan kejelasan bagi para sopir yang menolak. “Agar tidak terjadi aksi yang lebih besar lagi. Intinya ditunda dulu besok (hari ini, red) jangan dulu ngaspal. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi demonstrasi yang lebih besar. Sampai ada keadilan. Kalau diteruskan tak­ut malah sampai ada tindakan anarkis, itu yang kita hindari,” ujarnya. Sedangkan angkot konvensio­nal yang bersinggungan langsung trayeknya dengan Angkot Modern, tetap bisa beroperasi seperti biasa sembari menunggu komu­nikasi antara Dishub, Badan Hukum dan para sopir serta pemilik angkot. “Supaya polemik segera berakhir, komunikasi ha­rus terus dijalin,” ucapnya. Program prioritas, tuturnya, harus ada kesungguhan dalam menjalankannya. Program re­routing dan konversi angkot yang jadi salah satu program prioritas, seharusnya punya tim khusus atau pihak yang mengendalikan program sehingga tepat sasaran dan tidak lemah realisasinya. “Kenyataannya nggak ada, jadi seperti ini. Kajian-kajian harus intens agar tidak ada miskomu­nikasi, terlebih soal subsidi,” tandasnya. Sebelumnya diberitakan, mengaspalnya Angkot Modern di TPK 4 jurusan Ciawi-Ciparigi nyatanya belum lepas dari po­lemik. Mulai dari penolakan sopir angkot konvensional hing­ga dicoretnya anggaran untuk subsidi angkot pada program konversi pada APBD 2019. Ke­beradaan angkot ber-AC itu membuat gaduh para sopir. Sampai-sampai mereka nekat melakukan aksi sweeping yang membuat penumpangnya te­lantar. (ryn/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X