METROPOLITAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Bogor. Sejumlah ulama hingga menteri serta kepala lembaga turut diundang. Acara digelar di ruang utama Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018) malam.
Acara iawali pembacaan ayat suci Alquran. Tak lama kemudian, Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq mengisi kajian keagamaan. Gus Muwafiq menceritakan panjang-lebar mengenai peran penting para nabi, termasuk Muhammad SAW, dalam menyebarkan ajaran Islam.
Ajaran Islam itulah yang akhirnya masuk juga ke Nusantara. Saat masuk ke Indonesia, Gus Muwafiq menyebut beberapa ejaan sedikit mengalami modifikasi tapi tidak berubah secara makna. "Orang kalau tahu modifikasi Quran pasti tahu, masuk ke setiap negara pasti berbeda. Al-Fatihah jadi 'Alfatekah', Ini yang bapak presiden... Ya hayyu ya qayyum jadi Ya kayuku ya kayumu. Rabbil 'alamin karena nggak punya huruf 'ain', punyanya nyengo keluarnya Robbil ngalamin. Nggak punya 'dhod', punyanya 'lo', maka 'Ramadan' keluarnya 'Romlan'," tutur Gus Muwafiq. Tak hanya diisi tausiyah, dalam acara itu, Presiden JokoWidodo (Jokowi) juga memanfaatkan waktu bertemu ulama untuk mencurahkan isi hatinya. Sedikitnya ada 75 ulama dari Kota Bogor, Kbaupaten Bogor dan Depok. Dalam pertemuan itu, Jokowi curhat soal beberapa isu yang menyudutkannya. Isu yang diklarifikasi Jokowi adalah soal banjir tenaga kerja asing (TKA) hingga dirinya yang dianggap anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). "Menjelang tahun politik seperti ini yang banyak memang isu-isu. Saya sudah empat tahun ini banyak isu, ada isu tapi saya tidak pernah menjawabnya. Tapi kali ini mumpung bertemu para ulama saya ingin sampaikan," katanya. Terkait tudingan Indonesia banjir TKA, khususnya dari Cina, Jokowi membantah. Ia menjelaskan jumlah TKA di sini tidak mencapai 1 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang negara-negara lain di dunia. Ia mencontohkan jumlah TKA di Uni Emirat Arab mencapai 83 persen, Arab Saudi 23 persen, dan Malaysia 5,4 persen. Sementara itu di Indonesia hanya 78 ribu TKA atau 0,03 persen dari total penduduk. "Jangan ada yang menyelewengkan jadi 10 juta, datanya dari mana. Kalau saya ini jelas data dari imigrasi," ucapnya. Menurut Jokowi, lebih tepat jika menganggap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membanjiri negara lain. Ia membandingkan TKA Cina di Indonesia hanya 24 ribu, sementara TKI di Cina daratan mencapai 80 ribu. "Di Hong Kong, kan Cina juga, 160 ribu, Taiwan 200 ribu, kalau ditotal 440 ribu," ujarnya. Dengan perbandingan itu, Jokowi menampik tudingan bahwa pemerintahannya dianggap antek asing. "Karena tenaga kerja kita lebih banyak di sana justru orang di sana antek Indonesia, kalau mau dibolak-balik," kata dia. Menurut Jokowi, lebih tepat jika menganggap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membanjiri negara lain. Ia membandingkan TKA Cina di Indonesia hanya 24 ribu, sementara TKI di Cina daratan mencapai 80 ribu. "Di Hong Kong, kan Cina juga, 160 ribu, Taiwan 200 ribu, kalau ditotal 440 ribu," ujarnya. Dengan perbandingan itu, Jokowi menampik tudingan bahwa pemerintahannya dianggap antek asing. "Karena tenaga kerja kita lebih banyak di sana justru orang di sana antek Indonesia, kalau mau dibolak-balik," kata dia. Jokowi juga menampik tudingan yang menyebut dirinya sebagai aktivis PKI. Ia menuturkan PKI bubar pada tahun 1966 sedangkan ia lahir 1961. Artinya, Jokowi berumur sekitar 5 tahun saat PKI bubar. "Apa ada aktivis PKI balita?" ujarnya. (de/feb)