METROPOLITAN - Achmad Zulkarnain dilahirkan tanpa lengan dan kaki. Namun, keterbatasan tubuh tidak akan pernah menghentikan obsesinya menjadi seorang fotografer andal. Meskipun memiliki tubuh yang tak sempurna, ia mampu bangkit dan menorehkan prestasi membanggakan dalam dunia fotografi. PRIA yang akrab dipanggil Bang Dzoel tersebut mengaku baru mendalami dunia fotografi dalam tiga tahun terakhir. “Sebelum masuk dunia seni melukis cahaya ini, saya telah mendalami dunia seni musik dunia fotografi, saya menemukan passion yang membuat saya nyaman,” ungkap pria asli Banydan skateboard. Tetapi dalam uwangi itu. Bang Dzoel mengaku sempat mendapat perlakuan diskriminatif bukan hanya dari masyarakat, tetapi juga oleh kedua orang tuanya sendiri. “Banyak orang yang memandang sebelah mata kaum difabel seperti saya. Bahkan kedua orang tua sendiri pernah berniat membuang saya. Tapi sedikit pun tidak pernah ada rasa dendam dalam diri saya,” ungkap penerima beasiswa di Darwis Triadi School of Photgraphy itu. Lebih lanjut ia ingin dianggap normal sama seperti halnya manusia yang lain. Bahkan dia memiliki prinsip, I am forget that I am difable. “Saya dan kalian semua sama. Jika kalian dapat berkarya, begitu juga dengan saya,” tuturnya ketika memberikan materi dalam Workshop Siswa Iso Motret yang diselenggarakan di SMK Dr Soetomo, kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Bang Dzoel menceritakan pengalamannya sebagai tukang foto Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sejak saat itulah minatnya dalam dunia fotografi mulai tumbuh. Bahkan dia nekat membeli kamera dengan cara kredit. “Kamera pertama saya adalah Canon 1100 D. Saya belajar autodidak, adaptasi dalam menggunakannya pun tidak mudah, karena kameranya cukup berat,” ujarnya. Mulai dari mendorong kamera ke wajahnya untuk mengubah ISO, fokus dan zoom, hingga menggunakan mulutnya untuk menghidupkan dan mematikan kamera. Dia juga memanfaatkan kulit lebih di ujung tangannya untuk menekan tombol shutter. “Saya memiliki cara sendiri untuk melakukan sesuatu. Saya tidak ingin orang melihat gambar saya dan memikirkan siapa saya. Saya hanya ingin mereka melihat kreativitas saya,” kata Dzoel. Ia tak lupa menitipkan harapannya pada fotografer pemula agar tidak menjadikan sebuah keterbatasan sebagai alasan untuk berkarya. (feb/run)