Minggu, 21 Desember 2025

Soal Tukar Guling Nilai UTS, Menristek Turun Tangan

- Senin, 3 Desember 2018 | 08:34 WIB

METROPOLITAN - Tindakan salah satu dosen Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor yang di­duga mewajibkan mahasiswanya mengikuti Reuni Aksi 212 di Jakarta sebagai pengganti Ujian Tengah Semester (UTS), membuat Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indo­nesia Mohammad Nasir angkat bicara. Mohammad Nasir menyayangkan adanya pe­ristiwa tersebut. Sebab, menurutnya, kejadian tersebut merupakan salah satu contoh buruk yang tidak patut di jenjang sekolah maupun unidilakukan tenaga pendidik, baik versitas.­ “Tidak benar itu, UTS seharus­nya dinilai atas dasar prestasi pembelajaran di kelas. Kalau disangkutpautkan dengan Reu­ni Aksi 212, tidak benar itu,” ujar Nasir kepada Metropolitan melalui telepon, kemarin sore. Nasir juga mengaku telah men­dengar kabar tersebut dan akan menindaklanjutinya. Sebab jika dibiarkan, ditakutkan bakal ter­jadi distorsi dalam dunia pendi­dikan. “Saya akan serahkan kasus ini kepada Dirjen Kelembagaan, nanti biar Dirjen yang mengurus serta mendalami secara rinci kasus ini. Intinya proses pembe­lajaran atau akademik tidak bo­leh dikaitkan dengan politik. Kalau seperti ini, mutu pendidi­kan di perguruan tinggi Indone­sia akan kena masalah,” paparnya. UTS sendiri merupakan salah satu sarana evaluasi guna menge­tahui sejauh mana perkembangan peserta didik selama mendapat pengajaran dan materi perku­liahan. “Jadi idealnya sebuah UTS seharusnya dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pe­serta didik di kelas,” ucapnya. Disinggung soal pendapat pri­badi dengan adanya kejadian tersebut, Nasir menegaskan hal tersebut merupakan satu kesa­lahan besar yang dilakukan seo­rang dosen di UIKA Bogor. “Men­urut saya itu tidak boleh. Maka dari itu nanti saya akan suruh Dirjen Kelembagaan mendalami dan mengkaji lebih dalam lagi. Secepatnya akan kita tindakla­njuti,” tegas Nasir. Sebelumnya, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIKA M Hariansyah mengaku telah menerima aduan dari sejumlah mahasiswa FAI PAI pada Kamis (29/12), terkait Reuni Aksi 212 sebagai salah satu pengganti UTS mata kuliah Sistem Pembelajaran PAI di SMP. Ia juga mengaku akan memanggil keduanya pada Senin (3/12). “Kalau dari pihak rekto­rat, Senin nanti akan kita sele­saikan permasalahan itu. Saat ini saya sedang bersama rektor ada di Bandung menghadiri acara Dikti,” singkatnya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X