METROPOLITAN - Divonis mengidap penyakit langka yang kasusnya pertama kali di Indonesia membuat ibunda Dito, Sony Sri Mulyati harus berjuang mencari bantuan demi pengobatan putranya. Sebab, biaya untuk menebus obatnya bukan main mahalnya. Bahkan, untuk mendapatkannya pun Sri harus memesan dan menunggunya hingga empat bulan.
Dito atau pemilik nama lengkap Pinandito Abid Respati mengalami kelainan multisistem langka genetik. Tubuhnya tidak sanggup memecah glikogen menjadi glukosa. Menurut dokter, penyakit ini menyebabkan glikogen menumpuk di berbagai jaringan tubuh, terutama di otot tulang, otot halus dan otot jantung yang berujung merusak fungsi dan struktur jaringan. "Kalau kata dokter ada penebalan dinding otot jantung, kelemahan motorik.,”tutur Sri.
Ia pun harus menerima kenyataan pahit bahwa obat untuk penyakit yang diderita putranya belum ada di Indonesia. Sehingga, mau tak mau, Sri harus membelinya di luar negeri dengan harga selangit.
Beruntung ada akan ada calon donatur yang akan membelikan obat untuk Dito seumur hidup."Saya di depan anak tidak mau menunjukkan kesedihan. Sekarang nangisnya ditumpahin aja saat kita shalat. Anaknya saja masih berjuang, masa orang tuanya malah nggak? Jadi kita berdoa, usahakan apapun untuk dia. Setiap kita datang jenguk, selalu tanya 'Dito kuat ya? Kalau mama kuat, Dito harus kuat ya'" imbuh Sony. Selama dirawat, Sony dan Agus harus bergantian menjenguk Dito di jam besuk di sela-sela kerja. Sony yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil harus rela pulang pergi naik kereta Jakarta-Serpong 4 kali dalam sehari.
“Awalnya sedih banget lihat dia, namun sejalan waktu di sini juga dikuatkan oleh sekeliling. Ibaratnya kita juga yang ditempa. Biaya sendiri kami akui tidak akan mampu, karena obatnya aja luar biasa mahal. Harus tetap terpasang ventilator, mau bawa anak saya pulang ya harus punya ventilator. Kalau buat kita mahal." (feb/run)