Senin, 22 Desember 2025

3 Pesan Emil Titipkan

- Senin, 31 Desember 2018 | 13:12 WIB

METROPOLITAN - Suasana khidmat saat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil me­mandu sumpah jabatan yang diikuti Bupati dan Wakil Bupati Bogor Ade Yasin dan Iwan Setiawan di Aula Barat, Gedung Sate Bandung, Minggu (30/12). Pelantikan itu dihadiri para SKPD dan DPRD Kabupaten Bogor dan tamu undangan lainnya.

Usai melantik Ade dan Iwan, lelaki yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, setelah pelantikan usai, banyak tantangan telah menanti bupati dan wakil bupati Bogor. Bagaimana tidak, penduduk Kabupaten Bogor merupakan yang terbesar di Jawa Barat dengan lebih dari 5,7 juta jiwa. Kondisi ini juga menjadikan Kabupaten Bogor setara dan mungkin lebih besar dengan Provinsi Bali.

Bedanya, Kabupaten Bogor hanya diurus satu bupati dan 50 anggota DPRD. Sementara di Bali, dengan jumlah penduduk yang hampir sama, diurus gu­bernur, sepuluh kepala daerah dan 500 anggota dewan. Karena itu, ada tantangan untuk masy­arakat yang sedemikian besar agar bisa dilayani maksimal.

“Jadi mudah-mudahan solusi-solusi politik dan geopolitik menjadi renungan. Karena hak­ekatnya, tugas kita adalah mem­buat pemerataan pembangunan, membuat pelayanan masyarakat menjadi lebih mudah,” kata Kang Emil.

Menurut Emil, hampir semua komoditas ada di Bumi Tegar Beriman. Dari peluang wisata yang begitu indah hingga kede­katan dengan Ibu Kota Jakarta yang menjadi pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, se­jumlah permasalahan masih ditemukan seperti kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya.

Selanjutnya, Kang Emil me­nitip tiga nilai penting untuk pemerintahan ke depan. Per­tama, Pemerintah Kabupaten Bogor berikut jajarannya harus memiliki kepribadian pola pi­kir yang penuh integritas. Ini menjadi penting karena tiga bulan terakhir tiga kepala dae­rah di Jawa Barat tersandung masalah hukum. “Kami sangat mendoakan tidak lagi terjadi di Jabar. Kita mulai benteng integritas dari mulai pimpinan,” pesannya.

Kedua, pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Bogor harus sepenuh hati. Pemimpin berkuasa untuk melayani bukan dilayani. Menjadi pemimpin harus merangkul dan mem­beri solusi.

“Ketiga, semua harus mening­katkan profesionalitas. Kami sudah bekerja sama untuk pengembangan SDM, bekerja sama dengan tiga negara. ASN terbaik nanti bisa kami kulia­hkan ke Singapura, Korea Se­latan dan Amerika Serikat. Mudah-mudahan program ini bisa dimanfaatkan,” pungkasnya. (fin/b/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X