METROPOLITAN - Musim hujan datang, Bogor dilanda banjir bandang. Air setinggi pinggang orang dewasa merendam dua kelurahan, Rancamaya dan Bojongkerta. Hujan yang mengguyur wilayah Bogor sejak pukul 11:30 WIB membuat air Sungai Cimakaci meluap hingga merendam permukiman warga di Kampung Rancamaya, Cikobak, RT 03/04, Kelurahan Rancamaya, serta Kampung Bojongkerta, RT 01/04, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan.
Korban banjir, Wahyudin (40), menceritakan air mulai meluap sekitar pukul 13:00 WIB. Sampai akhirnya ketinggian air terus meningkat. ”Telat 15 menit saja, mobil terendam banjir. Hanya perabotan rumah tangga kebanjiran,” ungkapnya. Banjir kali ini dirasakan Wahyu paling hebat. Terakhir kali banjir pernah terjadi pada 2016, itu pun hanya 10 cm. Namun tidak dengan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (2/1) sore. Akibat aliran Kali Cikobak tertutup coran proyek Bocimi, air seketika menggenangi rumah warga. Tak hanya itu, drainase di sekitar jembatan juga tersumbat longsoran tanah hingga berimbas pada meluapnya air ke rumah warga dan jalan raya. ”Ketika hujan deras, aliran Sungai Cikobak jadi meluap dan membanjiri rumah warga,” katanya. Ia menambahkan, banjir yang terparah melanda rumah warga yang berdekatan dengan Kali Cikobak. Ketinggian air sampai setinggi leher orang dewasa. ”Warga yang terkena banjir sementara mengungsi ke Masjid Jami Nurul Hadi sambil menunggu air reda,” bebernya. Hal senada diungkapkan Saleh, warga RT 03/04, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, yang rumahnya terendam banjir. Ketika air meluap, rumahnya yang pertama kali terkena dampak. Sebab, jarak kali dengan rumah Saleh hanya dibatasi tembok. ”Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, hanya kursi, baju dan perabotan rumah tangga lain yang basah. Sedangkan banjir mulai surut pukul 16:30 WIB,” ujar bapak enam anak itu. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Ganjar Gunawan menjelaskan, banjir menerjang 25 rumah warga di RT 03/04, Kelurahan Rancamaya, dan RT 01/04, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, akibat aliran anak Sungai Cisadane yaitu selokan Sungai Cikobak meluap. Sedangkan kedua kampung tersebut berada di dataran rendah sehingga rentan terkena luapan. ”Total ada 25 rumah warga yang terendam di dua kampung wilayah kelurahan. Kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa,” jelas Ganjar. Ganjar menduga ada indikasi banjir terjadi karena dampak pembangunan Tol Bocimi. Sebab, warga banyak melihat alat berat melintasi saluran anak Sungai Cisadane dan membuang material tanah ke tempat tersebut. ”Tetapi kami tidak bisa memastikan itu. Yang saat ini kami lakukan penanganan korban dahulu dan melakukan pendataan hingga mengoordinasi bantuan bagi korban,” bebernya. Kejadian itu juga membuat Wali Kota Bogor Bima Arya langsung meninjau lokasi kejadian dan mendata keperluan para korban banjir. Menurut Bima, banjir terjadi akibat dampak pembangunan Tol Bocimi. Pembangunan tersebut berdampak pada mengecilnya saluran drainase yang tidak mampu menampung volume air yang tinggi. “Saya langsung pantau di lapangan. Kemungkinan ada dampak pengerjaan itu (Tol Bocimi, red). Karena jalannya di kampung sini terlihat menurun, ambles karena sering dilewati alat berat pengerjaan tol,” katanya. Terpisah, Asisten Pemerintah Kota Bogor Hanafi mengaku akan berkoordinasi dengan pengelola Tol Bocimi. Sebab ada penyempitan saluran air yang harus segera dievaluasi. “Ya nanti kita akan minta untuk perbaiki. Karena dampak dari Bocimi salah satunya banjir ini. Mungkin tersumbat, mungkin sampah juga. Yang jelas mereka akan membangun tol di sini, ya berpengaruh juga di sini,” ujarnya. Untuk pengamanan lokasi banjir, camat dan lurah menugaskan petugas piket, termasuk BPBD. Begitu juga petugas Damkar akan datang ke sini untuk menyedot air. ”Ya sementara penanganannya itu dulu,” tandasnya. (ads/c/feb/run)