METROPOLITAN - “Berhenti, berhenti! Tolong, tolong!” teriakan Ami, kakak Salbiah (43), kepada sopir pikap. Sayangnya, teriakan itu tak menghentikan laju pikap bernomor polisi F 8335 AY yang dikendarai Majen (43). Tubuh Salbiah dan tetangganya, Titin Sunartinu (51), seketika terseret hingga ke kolong pikap yang melintas di Kampung Perapatan Kayumanis, Tanahsareal, Kota Bogor
Salbiah dan Titin seketika tersungkur ke aspal saat tubuhnya terseret pikap yang melintas di RT 02/02, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, sekitar pukul 11:30 WIB. Keduanya jadi korban pikap Majen hingga nyawa Salbiah pun tak dapat ditolong. Ami, kakak korban, mengaku tak menyangka kejadian tragis itu bakal menimpa adiknya. Padahal siang itu ia bersama Salbiah tengah asyik berjalan kaki di pinggiran jalan. Berdasarkan penuturan Ami, ketika itu ia bersama adiknya baru saja pulang dari berjualan gorengan di SD. “Memang biasa tiap siang jalan kaki ke rumah,” kata Ami. Saat itu, lanjutnya, Salbiah berniat pergi ke warung untuk membeli kebutuhan esok hari. Sedangkan tetangganya, Titin yang biasa dipanggil Enti, siang itu berencana membeli nasi. “Salbiah dan Enti yang sedang jalan berendengan tiba-tiba ditabrak mobil hingga masuk ke kolong kendaraan,” ungkapnya sambil terisak. Anak pertama Salbiah, Ulan (22), mengaku kaget mendapat kabar bahwa ibunya tewas ditabrak pikap. Ulan mengaku terakhir ketemu sang ibu saat menginap di rumah. Ulan mengatakan, setiap harinya ibu berjualan gorengan di kantin sekolah. Menurut keterangan kepolisian, sopir pikap sudah diamankan dan bakal dicek urin guna memastikan tidak dalam keadaan mabuk. “Keluarga sudah menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisan. Sedangkan almarhum dimakamkan di TPU Kayumanis,” kata Ulan. Tetangga korban, Harun Adrian (50), menuturkan bahwa kecelakaan di Jalan Kayumanis hingga merenggut nyawa itu baru pertama kali. Menurut informasi, kejadian itu bermula ketika Salbiah bersama Ami dan Enti hendak ke warung yang tak jauh dari rumah korban. Tiba-tiba pikap yang melaju dari arah Kayumanis menuju Cilebut menabrak mereka yang sedang berjalan. ”Kayaknya ditabrak dari belakang. Saya juga bingung dua korban bisa sampai masuk kolong kendaraan,” herannya. Untuk menyelamatkan kedua korban, warga bersama-sama mengangkat pikap tersebut. Enti langsung dibawa ke rumah sakit, sedangkan Salbiah meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit. ”Almarhum dimakamkan di TPU Kayumanis yang tak jauh dari rumah korban,” katanya. Ia menuturkan, Salbiah mempunyai dua anak dan sehari-harinya berjualan gorengan di sekolahan. Ia bersama kakaknya, Ami, hendak belanja kebutuhan untuk berjualan. ”Di rumah duka, selain kerabat dan tentangga yang datang melawat dari pihak sekolah SMP 16 juga datang,” ungkapnya. Kapolsek Bogor Selatan Kompol Sarif Samsu mengatakan, kasus laka yang menyebabkan satu korban jiwa dan satu luka itu, kini dalam penanganan Unit Laka Lantas Polresta Bogor Kota. Ia menyatakan cuaca saat itu sedang hujan. ”Sopirnya, Majen, dan kendaraannya sudah diamankan pihak kepolisian,” katanya. Terpisah, Kabag Humas Polresta Bogor AKP Silfia mengatakan, awalnya Mitsubishi pikap yang dikendarai Majen, warga Kampung Cimanggis, RT 01/01, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, itu datang dari arah Sholeh Iskandar menuju Stasiun Cilebut dengan melewati Jalan Perapatan. Ketika melintas di depan mebel Rama Jaya, pengemudi pikap itu menabrak dua pejalan kaki yang berada di depannya, yakni Salbiah warga Kampung Perapatan, RT 02/02, Kelurahan Cibadak, dan Titin Sunartinu warga Kampung Perapatan, RT 03/02, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal. ”Kecelakaan tersebut diduga pengemudi pikap tidak hati-hati dan tidak memberi prioritas kepada pejalan kaki. Salbiah meninggal dunia dan Titin mengalami luka berat,” pungkasnya. (ads/c/feb/run)