Senin, 22 Desember 2025

Proyek Masjid Rp26 M Dinilai Janggal, Kadin Desak BPK Turun Tangan

- Sabtu, 26 Januari 2019 | 09:13 WIB

METROPOLITAN - Proyek pembangunan Masjid Baitul Faizin di Kompleks Pemda Ka­bupaten Bogor masih ramai dibicarakan. Pasca-disidak Bupati Bogor Ade Yasin hingga memunculkan kekecewaan dari orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu karena dianggap lebih buruk daripada bangunan sebelumnya, hujan kecaman pun mengemuka agar proyek dengan total anggaran sekitar Rp26 miliar itu mendapat perhatian khusus.­

Wakil Ketua Bidang Konstruk­si pada Kamar Dagang Indone­sia (Kadin) Kabupaten Bogor Ali Hakim mengatakan, sangat pen­ting untuk melihat dan meng­kaji sebenar-benarnya hasil pekerjaan Masjid Baitul Faizin. Hal itu terkait kesesuaian besar­nya anggaran yang dikeluarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan mutu kualitas material yang ada sekarang. “Itu sebabnya harusnya segera diminta aparat penegak hukum, mulai dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan kejaksaan negeri (kejari), ya turun tangan guna meneliti proyek itu,” kata Ali kepada Metropolitan, kema­rin. Aparat penegak hukum, sam­bungnya, harus segera meneliti dan mendalami kesesuaian ang­garan dengan hasil pembangu­nan untuk mengungkap indi­kasi dari ada tidaknya aspek kerugian negara dalam proyek yang sempat mangkrak lebih dari setahun itu. Melihat banyaknya kekece­waan, mulai dari petinggi pe­merintahan sampai warga biasa, bisa jadi ada indikasi aspek ke­rugian negara. Apalagi alasannya kualitas yang dianggap lebih buruk dari bangunan lama. Ia menilai aspek rekam jejak kontraktor proyek tidak terlalu penting ka­rena lebih penting untuk meng­gali kesesuaian mutu dengan anggaran yang diserap. “Iya, dari sisi kualitas material, dengan hasil eksisting-nya, di­duga iya ada dugaan ke situ. BPK sama kejaksaan lah harus se­gera masuk,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Ka­bupaten Bogor Budi Cahyadi Wiryadi menuturkan, kontraktor yang mengerjakan proyek masjid utama di lingkungan perkanto­ran Pemkab Bogor itu lebih dari satu, sebab ada beberapa kegiatan dengan penyedia jasa yang berbeda-beda. Namun un­tuk kontraktor gedung utama, pria yang akrab disapa Budi CW itu dinilai sudah punya penga­laman membangun. Sebab, ter­lampir dalam CV yang dimasuk­kan saat melakukan penawaran. “Berpengalaman sih iya. Tapi untuk dia sering kerjakan proy­ek di Bogor atau tidak, saya kurang tahu kalau sedetail itu sih. Sebab yang periksa dokumennya kan pokja,” ungkap Budi. Sedangkan terkait kekecewaan banyak pihak, mulai dari bu­pati, pengamat hingga mantan Sekda Adang Suptandar yang mengatakan bangunan lama lebih baik, Budi menyerahkan sepenuhnya kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. “Kalau masalah desain dan pemilihan bahan, berikut pelaksanaan kan diatur SKPD. Kami hanya melelangkan se­suai syarat dan administrasi,” ucapnya. Sebelumnya diberitakan, ke­kecewan Bupati Bogor Ade Yasin terhadap proyek revitalisasi Ma­sjid Baitul Faizin yang dinilai lebih buruk daripada sebelum­nya, rupanya diamini banyak kalangan. Mulai dari pengamat, anggota dewan hingga mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Ka­bupaten Bogor Adang Suptandar yang kini menjabat Auditor Ut­ama Inspektorat itu pun menge­mukakan kekecewaan yang sama terhadap proyek yang sudah menelan anggaran sekitar Rp26 miliar itu. Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Rakyat (F-PPR) Junaidi Samsudin mengatakan, menyikapi sidak yang berbuntut kekecewaan orang nomor satu se-Kabupaten Bogor itu, pihaknya berencana bakal melakukan peninjauan ke lokasi serta me­manggil pihak terkait, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebagai pengguna anggaran hingga kon­traktor dan konsultan. “Sebetulnya dari Komisi III sudah merencanakan itu tapi terhalang kesibukan dan lainnya. Tapi dalam waktu dekat kami akan lakukan rencana itu,” kata­nya kepada Metropolitan, kema­rin. Junsam, sapaan karibnya me­nambahkan, jika Bupati Bogor Ade Yasin sudah melihat langs­ung dan memeriksa kualitas yang ada, berarti memang ada yang tidak beres dengan proyek yang kini masih masuk masa perpan­jangan selama 50 hari pekerjaan lanskap dan interior itu. “Kan beliau sudah lihat, jika mengatakan demikian, berarti ada yang tidak beres. Itu yang harus diungkap. Makanya akan kami panggil dulu secepatnya,” ucapnya. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ilham Per­mana mengaku hingga kini be­lum melihat langsung kondisi masjid utama di lingkungan Pemkab Bogor itu pasca-revita­lisasi. Sejalan dengan itu, belum ada laporan yang masuk kepa­danya terkait progres proyek. “Belum ada laporan. Saya sen­diri belum lihat, kang. Jika sudah ada laporan, baru akan jelas,” tutur politisi Partai Golkar itu. (ryn/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X