Senin, 22 Desember 2025

Ayah... Ayah...

- Selasa, 29 Januari 2019 | 08:39 WIB

METROPOLITAN - Suara tangis seorang balita menggema di ruang IGD RSU MH Thamrin Pur­wakarta, Jawa Barat. Semua mata sontak ter­tuju pada sumber suara itu berasal. Seorang perawat terlihat menggendong balita yang baru saja ditinggal meninggal ayahnya dalam insiden kecelakaan maut Tol Cipularang, Senin (28/1).

Adalah Jihan Jalillah, balita yang berhasil selamat dari maut saat mengalami kecelakaan di ruas Tol Cipularang, pagi tadi.bus Bima Suci Nopol A 7520 CS Tak ada luka apa pun di tubuh­nya. Sementara ayahnya, Jalalu­din (24), meninggal dunia dalam peristiwa tragis tersebut. Nuryani (42), nenek Jihan Jalil­lah, tak kuasa menahan tangis saat mendapati cucunya itu se­dang digendong seorang perawat di RS swasta tersebut. ”Pas saya datang, cucu saya sedang digendong perawat. Ibu­nya (anaknya, red) sedang menda­pat perawatan dari dokter,” ujar Nuryani saat ditemui di RS Tham­rin. Nuryani mengaku tidak mera­sakan firasat apa pun sebelum kejadian kecelakaan yang mer­enggut nyawa menantunya itu. ”Jam 13:00 WIB, saya mendapat kabar dari saudara kalau bus yang ditumpangi anak dan menantu saya mengalami kecelakaan,” katanya. Informasi yang dihimpun, ke­celakaan maut yang terjadi di Tol Cipularang Km 70 mereng­gut tujuh nyawa. Peristiwa nahas itu berawal saat bus Bima Suci berangkat dari arah Bandung menuju Jakarta. Kondisi cuaca saat itu sedang hujan dengan intensitas sedang dan kondisi jalan licin. Saat di lokasi, tepatnya di Desa Cigelam, Kecamatan Babakan­cikao, Kabupaten Purwakarta, bus Bima Suci mengalami oleng. Bus kemudian oleng ke kiri hingga menabrak guardrail pem­batas kiri jalan kemudian masuk ke selokan di kiri jalan. Kepala Korps Lalu Lintas (Ka­korlantas) Polri Irjen Refdi Andri menyempatkan diri menyambangi RSU MH Thamrin Purwakarta, tempat para korban kecelakaan bus di Cipularang dirawat. Dalam kesempatan itu, Refdi turut menyampaikan pernya­taan mengenai insiden tersebut. Ia mengaku saat ini jajarannya masih mendalami untuk men­cari tahu penyebab pasti ke­celakaan tunggal yang mene­waskan tujuh penumpang itu. ”Kami telah melakukan penyeli­dikan pertama di lokasi kejadian, termasuk menurunkan Tim Road Accident Rescue-Traffic Accident Analysis (RAR-TAA),” ujar Refdi di RSU MH Thamrin Purwakarta. Refdi mengaku hingga kini pi­haknya belum bisa menyimpul­kan penyebab pasti kecelakaan tunggal tersebut. Mengingat informasi yang diterimanya, baik dari penumpang maupun sopir bus tersebut, masih dangkal. ”Kami masih melakukan iden­tifikasi lebih lanjut untuk me­mastikan faktor penyebabnya. Kami akan dalami semuanya, baik itu sopirnya, kelayakan ken­daraannya maupun kondisi ja­lannya. Mengingat kejadian cuaca sedang gerimis,” katanya.

(feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X