METROPOLITAN - Pemerintah serius dalam memerangi kemiskinan dan ketimpangan. Hal ini diwujudkan dengan meningkatkan anggaran bantuan sosial maupun perluasan target sasaran program Keluarga Harapan (PKH). Cara ini diyakini Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dapat berkontribusi besar terhadap penurunan angka kemiskinan. Apalagi program etrsebut juga diintegrasikan dengan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Rastra.
Kebijakan peningkatan anggaran PKH dari hanya Rp5,6 triliun di 2014 ke Rp34,4 triliun di 2019 merupakan bukti nyata dari komitmen pemerintahan Jokowi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya masyarakat lapisan bawah. Hal ini disampaikan Airlangga di hadapan 900 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada acara penyaluran bantuan sosial nontunai PKH dan BPNT di GOR Parung Bogor, hari ini. Pertengahan Januari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa angka kemiskinan di Indonesia kembali turun dari 9,82 persen ke 9,66 persen. Airlangga menyampaikan bahwa ada empat faktor yang membuat PKH efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. Murah, mudah, berkah dan cerah. Pertama, PKH memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin pada aspek pendapatan dan konsumsi atau kebutuhan dasar. Dengan bantuan PKH dan BPNT, KPM bisa membeli kebutuhan pokok pangan yang berkualitas baik dan kebutuhan sekolah anak dengan harga murah. Sehingga kesehatan dan gizi keluarga lebih terjaga. “KPM juga dapat membeli kebutuhan sekolah anak sehingga pendidikan anak lebih terperhatikan. Yang terpenting, anak tumbuh sehat dan terhindar dari gizi buruk atau stunting,” kata Airlangga. Faktor kedua, PKH melalui para pendamping, harus mampu mendorong perubahan pola pikir dan perilaku KPM PKH untuk lebih memperhatikan pendidikan, kesehatan dan kemandirian ekonomi keluarga sehingga hidup mudah. (*/feb/run)