METROPOLITAN - Pihak kepolisian kembali hadirkan saksi tambahan untuk mengungkap kasus pembunuhan mendiang Andriana Yubelia Noven Cahya Rezeki yang tewas di tangan pria tak dikenal, di Gang Belakang Masjid Raya Kota Bogor, RT 04/03, Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor, pada Selasa (8/1) silam.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kompol Agah Sanjaya mengaku hingga kini beserta timnya di lapangan sedang mendalami kasus tersebut. Ia juga mengaku belum menemukan keterbaruan terhadap kasus yang menewaskan siswi cantik kelas tiga SMK Baranangsiang, Kota Bogor itu. “Belum ada, sedang kita dalami bersama tim,” singkatnya. Kendati belum menemukan titik terang, pihak Satreskrim Polresta Bogor Kota mengaku sudah melakukan pemanggilan saksi tambahan untuk membantu mengungkap kasus tersebut. “Saat ini jumlah saksi sudah bertambah. Untuk berapa jumlah pastinya, saya lupa. Pokoknya sekitar 30 saksi lebih,” kata Agah saat dijumpai di ruangannya, kemarin siang. Ditanya soal penambahan barang bukti dan proses penyelidikan kasus tersebut, Agah menegaskan hal tersebut merupakan urusan teknis yang tak bisa dibeberkan kepada siapa pun. “Kenapa nanya penambahan barang bukti, kalau itu teknis. Intinya semua sedang kita dalami,” katanya dengan nada tegas. Menurutnya dari sekitar 30 lebih dari jumlah saksi yang sudah dimintai keterangan, belum ada yang mendekati pelaku. Agah mengakui pihaknya ingin segera menangkap pembunuh mendiang Noven. “Belum ada yang mendekati ciri-ciri pelaku. Kalau untuk target, kami ingin sesegera mungkin menyelesaikan kasus ini dalam tempo secepatnya. Sudah tidak tahan juga saya. Biaya, tenaga, pikiran, tugas kita bukan cuma menangani kasus ini saja,” bebernya. Agah juga mengaku pihaknya selalu menerima masukan dari siapa pun. Bahkan informasi sekecil apa pun ia selalu tangani. Disinggung soal petunjuk dari gambaran yang diberikan salah satu supranatural asal Kota Bogor, dirinya dengan tegas mengaku tidak mempercai hal tersebut, dengan alasan prediksi itu tidak masuk akal dan ilmiah. “Masukan selalu kita tampung, setiap informasi sekecil apa pun kita dalami. Belum pernah saya berkoordinasi dengan orang supranatural seperti itu. Lagi pula hal semacam itu kan tidak ilmiah dan saintifik. Kita mah percaya sama Allah saja,” kilahnya. Seperti diberitakan sebelumnya, ahli spiritual Roni Sanghyang Naga mengatakan, berdasarkan penerawangannya pasca-membunuh, pelaku langsung melarikan diri dengan naik angkutan kota jurusan 03 ke arah Ardeo. Perginya pelaku bertujuan bertemu temannya untuk ganti baju lantaran noda darah yang ada di bajunya kala itu. Kemudian pelaku langsung pergi ke arah stasiun untuk naik kereta arah Bojonggede. “Saya sudah sampaikan hal itu tepat sekitar dua hari pasca-pembunuhan. Tapi mereka seperti tidak menghiraukannya. Selang satu minggu kemudian baru pihak kepolisian cek kronologis yang saya berikan, ternyata betul semua. Saya sampai bilang profesi pelaku itu chef dan motifnya membunuh karena sakit hati,” ungkapnya kepada Metropolitan. Menurutnya, jika arahannya dilakukan dengan segara, mungkin saat ini pelakunya sudah tertangkap. Pasalnya saat melarikan diri, kaki pelaku sempat terkilir. “Kalau waktu itu dilakukan kan lebih mudah. Tinggal dilihat saja kakinya, benar tidak kaki dia terluka atau terkilir. Kalau benar, itu pelakunya. Apalagi saat melakukan pembunuhan, pelaku saat itu sedang izin tidak kerja. Pas dikonfirmasi ternyata memang benar dia hari itu tidak masuk kerja,” katanya. (ogi/c/feb/run)