Senin, 22 Desember 2025

Polisi Periksa Saksi Tambahan Kasus Noven

- Jumat, 8 Februari 2019 | 09:11 WIB

METROPOLITAN - Pihak kepolisian kembali hadirkan saksi tambahan untuk mengungkap kasus pembunuhan mendiang Andriana Yubelia Noven Cahya Rezeki yang tewas di tangan pria tak dikenal, di Gang Belakang Masjid Raya Kota Bogor, RT 04/03, Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor, pada Selasa (8/1) silam.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kompol Agah Sanjaya mengaku hingga kini beserta timnya di lapangan sedang mendalami kasus tersebut. Ia juga mengaku belum menemukan keterbaru­an terhadap kasus yang mene­waskan siswi cantik kelas tiga SMK Baranangsiang, Kota Bogor itu. “Belum ada, sedang kita da­lami bersama tim,” singkatnya. Kendati belum menemukan titik terang, pihak Satreskrim Polresta Bogor Kota mengaku sudah melakukan pemanggilan saksi tambahan untuk mem­bantu mengungkap kasus terse­but. “Saat ini jumlah saksi sudah bertambah. Untuk berapa jum­lah pastinya, saya lupa. Pokoknya sekitar 30 saksi lebih,” kata Agah saat dijumpai di ruangannya, kemarin siang. Ditanya soal penambahan ba­rang bukti dan proses penyeli­dikan kasus tersebut, Agah me­negaskan hal tersebut merupa­kan urusan teknis yang tak bisa dibeberkan kepada siapa pun. “Kenapa nanya penambahan barang bukti, kalau itu teknis. Intinya semua sedang kita da­lami,” katanya dengan nada tegas. Menurutnya dari sekitar 30 lebih dari jumlah saksi yang su­dah dimintai keterangan, belum ada yang mendekati pelaku. Agah mengakui pihaknya ingin se­gera menangkap pembunuh mendiang Noven. “Belum ada yang mendekati ciri-ciri pelaku. Kalau untuk target, kami ingin sesegera mungkin menyelesaikan kasus ini dalam tempo secepat­nya. Sudah tidak tahan juga saya. Biaya, tenaga, pikiran, tugas kita bukan cuma menangani kasus ini saja,” bebernya. Agah juga mengaku pihaknya selalu menerima masukan dari siapa pun. Bahkan informasi sekecil apa pun ia selalu tangani. Disinggung soal petunjuk dari gambaran yang diberikan salah satu supranatural asal Kota Bo­gor, dirinya dengan tegas menga­ku tidak mempercai hal tersebut, dengan alasan prediksi itu tidak masuk akal dan ilmiah. “Masukan selalu kita tampung, setiap informasi sekecil apa pun kita dalami. Belum pernah saya berkoordinasi dengan orang supranatural seperti itu. Lagi pula hal semacam itu kan tidak ilmiah dan saintifik. Kita mah percaya sama Allah saja,” kilah­nya. Seperti diberitakan sebelumnya, ahli spiritual Roni Sanghyang Naga mengatakan, berdasarkan penerawangannya pasca-mem­bunuh, pelaku langsung mela­rikan diri dengan naik angkutan kota jurusan 03 ke arah Ardeo. Perginya pelaku bertujuan ber­temu temannya untuk ganti baju lantaran noda darah yang ada di bajunya kala itu. Kemu­dian pelaku langsung pergi ke arah stasiun untuk naik kereta arah Bojonggede. “Saya sudah sampaikan hal itu tepat sekitar dua hari pasca-pembunuhan. Tapi mereka se­perti tidak menghiraukannya. Selang satu minggu kemudian baru pihak kepolisian cek kro­nologis yang saya berikan, ter­nyata betul semua. Saya sampai bilang profesi pelaku itu chef dan motifnya membunuh karena sakit hati,” ungkapnya kepada Metro­politan. Menurutnya, jika arahannya dilakukan dengan segara, mungkin saat ini pelakunya sudah tertang­kap. Pasalnya saat melarikan diri, kaki pelaku sempat terkilir. “Kalau waktu itu dilakukan kan lebih mudah. Tinggal dilihat saja kakinya, benar tidak kaki dia ter­luka atau terkilir. Kalau benar, itu pelakunya. Apalagi saat melaku­kan pembunuhan, pelaku saat itu sedang izin tidak kerja. Pas dikonfirmasi ternyata memang benar dia hari itu tidak masuk kerja,” katanya. (ogi/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X