METROPOLITAN - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Kota Bogor, Husdi Karyono, menanggapi positif hasil simulasi pilpres 2019 yang dilakukan Radar Bogor Grup. Meski paslon 01 tidak ’juara’, hasil simulasi itu, menurutnya, memberi gambaran dan motivasi lebih bagi tim untuk terus bekerja maksimal
Namun ia tidak juga menjadikan hasil survei atau simulasi sebagai satu-satunya alat ukur kinerja TKD. “Saya yakin seluruh pasukan TKD berserta partai koalisi Indonesia kerja, para caleg dan relawan-relawan akan bekerja maksimal di sisa waktu yang ada. Keyakinan kita bahwa suara 01 akan terus meningkat seiring kerja dari masing-masing komponen itu,” urai Husdi. Salah satu cara yang dilakukan TKD untuk meningkatkan suara di Bogor, sambungnya, dengan menggarap pemilih milenial dan suara perempuan. Tim juga sedang memaksimalkan figur KH Ma’ruf Amin yang diyakini menjadi basis suara Islam. “Bicara ukuran, yang pasti jawabannya ada di TPS. Sekarang ini fokus semua elemen pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin adalah terus bekerja door to door untuk meyakinkan setiap insan Kota Bogor yakin bahwa pasangan 01 ini wajib dimenangkan,” tegasnya. Sekretaris TKD Jokowi-Ma’ruf Kabupaten Bogor, Bayu Syahjohan, menilai jika melihat kekuatan sembilan partai koalisi, paslon 01 seharusnya yang unggul. Hanya saja ia menyalahkan calon legislatif di Bogor yang belum serius menyosialisasikan Jokowi-Ma’ruf. “Banyak caleg justru mengutamakan dirinya sendiri, belum menjual Jokowi. Ini yang masih menjadi titik lemah,” beber Bayu. Seharusnya partai koalisi memberi ultimatum serta sanksi tegas untuk para caleg yang tidak membranding Jokowi. “Di Jabar ini memang cukup ketat. Makanya kita melakukan upaya semaksimal mungkin,“ tegasnya. Sementara itu, Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi Kota Bogor, Ryanti Suryawan, tak memungkiri bahwa hasil survei terkini masih menempatkan pasangan nomor urut dua di posisi teratas. Hasil survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 72 persen. Menurut Ryanti, target BPD Kota Bogor sebetulnya di angka 65 persen. Naik empat persen dari perolehan Prabowo pada pemilihan presiden (pilpres) 2014. Meski unggul di hasil survei, Ryanti mengaku tidak mau terlena. Pihaknya telah sepakat dan komitmen untuk terus turun ke akar rumput menggalang dukungan seluas-luasnya. “Kami juga tidak mau terlena. Politik itu kan dinamis, bisa saja berubah. Yang jelas kami akan terus turun ke masyarakat. Tapi saya yakin Kota Bogor menang yang penting bisa mempertahankan suara di arus bawah,” kata Ryanti. Menurutnya, masih banyak masyarakat di bawah, khususnya di wilyah pinggiran yang belum mengenal betul calonnya. Kondisi ini menjadi PR BPD dan relawan untuk menyisirnya dan melakukan sosialisasi. Dengan cara seperti ini, Ryanti berharap bisa mempertahankan suara bahkan menambahnya. “Termasuk di kalangan milenial, kami sisir terus. Masih banyak masyarakat di bawah, di pinggiran yang belum mengenal betul. Ini menjadi tugas kami untuk menyisirnya sehingga elektabilitas bisa terus naik,” tegasnya. (fin/d/feb/run)