Minggu, 21 Desember 2025

Sebagai Ajang Pemersatu Warga

- Jumat, 15 Februari 2019 | 08:13 WIB

METROPOLITAN - Di balik perayaan Pesta Rakyat Cap Go Meh (CGM) 2019, tersimpan pesan tersendiri yang cukup menda­lam. Panitia penyelenggara menilai even akbar tahunan itu adalah aksi budaya yang menegaskan nilai persatuan bangsa yang selalu dijaga Kota Bogor. Sesuai tagline yang diusung ‘Ajang Budaya Pemersatu Bangsa dari Bogor untuk Indonesia’

Aksi budaya itu juga dinilai menjadi bukti bahwa semangat pluralisme, nilai toleransi dan kekayaan budaya yang diperli­hatkan Kota Bogor sangat efektif mempersatukan warga. Terma­suk sebagai fakta betapa masy­arakat Kota Hujan sangat de­wasa menjaga kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Repu­blik Indonesia (NKRI). Ketua Pelaksana Bogor Street Festival (BSF) Pesta Rakyat CGM 2019, Arifin Himawan, menga­takan bahwa keseruan seni kar­naval dan gempita di panggung pertunjukan akan disuguhkan sepanjang even ini berlangsung. Sambil menunggu seremonial pembukaan, BSF 2019 akan me­nyajikan berbagai pertunjukan seperti angklung, drumband, aksi bedug khas Banten serta hadroh. “Aksi budaya mulai dikembang­kan sebagai bagian dari desti­nasi pariwisata. Sehingga kita bisa melihat even ini merupakan salah satu daya tarik bagi wisa­tawan dalam dan luar negeri,” kata Arifin saat menggelar kon­ferensi pers di aula Makodim 0606 Kota Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin. Sebagai salah satu ajang kebang­gaan Kota Bogor, Arifin juga sangat mengapresiasi dukungan dan antusias masyarakat yang setiap tahun menyaksikan seluruh rangkaian acara dan berbagai persembahan dalam pesta ra­kyat ini. Puluhan ribu massa dari berbagai pelosok dipastikan memadati area sepanjang jalur Suryakencana. Karena itulah ia juga menegaskan nuansa kede­katan dengan rakyat menjadi salah satu nilai yang tergambar­kan dalam festival di jalan raya tersebut. ”Kami mohon maaf jika aksi budaya untuk masyarakat ini harus dilakukan dengan penga­lihan arus lalu lintas di ruas Jalan Suryakencana. Tetapi di balik itu ada nilai kedekatan yang dibangun bersama masyarakat,” ujarnya. Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, sesuai tagline CGM 2019, yakni Budaya Pemersatu Bangsa dari Bogor untuk Indo­nesia, kegiatan kebudayaan ini bukan hanya untuk menghibur, tetapi sebagai momentum dalam menjaga kebersamaan dalam keberagaman. “Tagline tersebut lantaran bela­kangan ini terdapat sekelompok massa yang hendak menolak berlangsungnya kegiatan per­tunjukan kesenian dan kebu­dayaan Nusantara tersebut. Kegiatan CGM sudah ada sejak dahulu dan tidak melulu dikait­kan dengan kegiatan keagama­an dan kegiatan politik,” katanya. Apalagi, sambungnya, festival budaya yang bakal di helat pada Selasa (19/2) mendatang bakal dihadiri Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dan duta besar dari luar negeri. Termasuk mengundang orang-orang yang pernah menolak CGM. Nantinya bisa dibuktikan bahwa kegiatan ini seperti apa. “Karena harta yang paling ber­harga yang harus kita jaga adalah kebersamaan dan CGM/BSF bukan hanya peristiwa kegiatan budaya, tetapi ini adalah warisan bangsa yang perlu kita jaga dan lestarikan,” tandasnya. (ads/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X