METROPOLITAN - Proyek LRT Jabodebek untuk lintas Cibubur-Cawang bakal mulai uji coba pada Juni mendatang. Proyek ini hingga pertengahan Februari 2019 telah mencapai 58 persen. Kepala Divisi LRT Jabodebek PT Kereta Api Indonesia (Persero) John Roberto mengatakan, tarif LRT masih akan mendapat subsidi dari pemerintah.
”Jadi kalau dari hitung-hitungan kita, tarif keekonomian itu kan Rp30 ribu. Namun kemampuan beli masyarakat itu Rp12 ribu. Sekali jalan flat segitu,” kata John di Hotel Grandhika, Jakarta, Jumat (15/2/2019). Kemudian untuk kemudahan pembayaran, ia mengaku akan diterapkan sistem ticketing yang berintegrasi dengan penggunaan metode pembayaran KRL. Menurutnya, PT KAI sudah berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengintegrasikan operasional pembayaran dengan metode KRL. Bahkan nantinya bakal bersinergi dengan MRT. ”Karena ini nanti semua akan terintegrasi, LRT, MRT, KRL di Dukuh Atas,” tegasnya.LRT Jabodebek nantinya berkapasitas 750 sampai 1.200 penumpang dalam sekali angkut. Pada jam normal, diprediksi sekali jalan angkutan tersebut mampu melayani sekitar 200 orang. LRT Jabodebek beroperasi dengan 31 train set. Setiap train set menggunakan enam gerbong.
Dalam sehari, direncanakan ada 430 perjalanan dari Cibubur menuju Dukuh Atas pulang-pergi dan 430 perjalanan dari Bekasi menuju Dukuh Atas pulang-pergi. ”Sehingga nanti setiap hari LRT Jabodebek ini mampu mengangkut sekitar 500 ribu penumpang,” pungkasnya. PT Adhi Karya Tbk mengungkapkan bahwa pembangunan LRT Jabodebek telah menggunakan teknologi terbaik dengan biaya yang seefisien mungkin. Hasilnya jika dibandingkan LRT beberapa negara tetangga, nilai investasi LRT Jabodebek justru paling murah tanpa mengurangi keandalannya. Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengungkapkan, salah satu bukti efisiensi proyek LRT Jabodebek adalah dalam hal model konstruksi. ”Apa yang sudah kita kerjakan ini sudah seefisien mungkin, jadi sudah yang terbaik. Bahkan jika dibandingkan beberapa negara lain, kita tidak paling mahal,” tegas Pundjung di Hotel Grandhika, Jumat (15/2/2019). Saat ini, LRT Jabodebek dibangun dengan total biaya Rp20,752 triliun atau sebesar Rp467,08 miliar per km untuk fase satu. Biaya untuk pembangunan sepanjang 44,3 km tersebut meliputi lingkup pekerjaan jalur, pekerjaan stasiun, depo dan operation control center hingga pekerjaan fasilitas operasi dan trackwork. Jika dibadingkan berbagai negara, seperti di Kanada, total biaya pembangunan LRT Calgary, dengan tipe at grade, sepanjang 20 km sebesar Rp43,940 triliun. Selanjutnya di Uni Emirat Arab, total biaya pembangunan LRT Dubai sepanjang 76 km dengan tipe at grade dan elevated, sebesar Rp78 triliun. (lip/feb/run)