METROPOLITAN - Pasca-pernyataan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto bakal mendatangkan teknologi canggih milik salah satu pasukan elite Amerika Serikat, Federal Bureau of Investigation (FBI) demi mengungkap kasus pembunuhan Andriana Yubella Noven Cahya Rezeki, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya ikut angkat bicara. Agah mengaku pihaknya telah berkirim surat ke Mabes Polri perihal pengadaan alat canggih tersebut. Dengan alat tersebut, ia berharap dapat memudahkan penyidikan yang selama ini belum menemukan titik terang. ”Alatnya juga kita sudah punya kok, ada di Mabes Polri saat ini,” ujarnya kepada Metropolitan. Disinggung soal kapan penggunaan alat tersebut, Agah mengaku tak ingin banyak komentar. Sebab, hal tersebut merupakan kepentingan penyelidikan dan ada batasan tertentu yang tak bisa dilanggar. Meski demikian, Agah mengaku penyidik gabungan sedang mendalami dan berupaya semaksimal mungkin untuk memecahkan kasus pembunuhan tersebut. ”Kita tidak bisa kasih tahu karena ini penyelidikan. Lagi pula ini bukanlah suatu hal yang perlu dikonsumsi untuk publik. Saya tahu warganet banyak yang menanti keterbaruan kasus ini tapi kita tidak bisa terus terang begitu saja,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto membenarkan pihak kepolisian kesulitan dalam mengungkap kasus pembunuhan mendiang Noven. Hal tersebut lantaran minimnya peralatan dan teknologi canggih yang dimiliki satuannya. ”Kita akan buat surat ke Mabes Polri untuk minta bantuan pengadaan alat digital dan teknologi dari FBI untuk bisa menelusuri gambar CCTV yang kualitasnya pecah,” bebernya saat dijumpai di Hotel Royal Pajajaran, Kota Bogor, kemarin. Kualitas CCTV yang buruk dinilai menjadi salah satu masalah utama lambatnya pengungkapan kasus tersebut. Ia juga mengaku sudah mendalami sejumlah saksi dan barang bukti, namun hingga kini belum menemukan titik terang. Pihaknya juga mengaku akan fokus pada penelusuran bukti berdasarkan data dari hasil digital forensik nantinya. ”Kami kesulitan karena kualitas kameranya yang buruk. Jadi kami akan mengutamakan digital forensik. Salah satu kesulitan kami adalah pada penelusuran data CCTV itu,” tutupnya. (ogi/b/mam/run)