Minggu, 21 Desember 2025

Banyak Utang, Suami Bakar Diri Bareng Anak Istri

- Kamis, 21 Februari 2019 | 07:29 WIB

METROPOLITAN - “Ibu... ibu...,” teriakan itu masih terngiang di telinga Desi (38), korban selamat dari insiden bakar diri satu keluarga di Kampung Sukasirna, RT 03/13, Desa Cikembar, Sukabumi. Rabu dini hari, Desi yang menginap di rumah Iis nyaris jadi korban tewas dipanggang api. DESI masih tak percaya Jamal (37) tega melakukan perbuatan kejinya pada istri dan anaknya. Betapa tidak, tepat pukul 01:00 WIB, ia kaget melihat asap mem­bumbung memenuhi ruangan. “Memang pas malam itu saya lagi menginap di rumah Iis,” kata Desi. Insiden itu terjadi begitu cepat, hingga Desi yang mendengar teriakan minta tolong Iis dan putri tirinya yang terus memang­gil nama ibu, tak bisa berbuat apa-apa. ”Iis berteriak meminta tolong dan anaknya Iis berteriak memanggil ’Ibu... ibu...’,” ujar Desi menirukan ucapan putri Iis. Namun, api keburu membesar dan Desi pun memilih meny­elamatkan diri melalui pintu belakang. Saat itu juga Desi langsung berteriak meminta tolong. War­ga kemudian berdatangan dan mencoba memadamkan api dengan alat seadanya. Akhirnya mobil pemadam kebakaran da­tang melakukan pemadaman. Di mata Desi, Jamal sosok yang keji. Sebab, ia yang sengaja me­nyebabkan istri dan anaknya tewas dipanggang api hidup-hidup. “Anak sama istrinya di­halangi untuk menyelamatkan diri,” tutur Desi. Kapolres Sukabumi AKBP Nas­riadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan saksi, terungkap bahwa sebelum peristiwa itu Jamal dan Iis memang kerap bertengkar. Penyebabnya harta warisan milik Iis ia jual diam-diam. ”Jadi si Iis ini mendapat jatah warisan, oleh Jamal dijual tanpa sepengetahuan Iis dan dibelikan rumah di kawasan Depok. Lalu dia jual lagi tanpa Iis tahu,” kata AKBP Nasriadi. Melihat perangai Jamal, kelu­arga Iis memutuskan membawa kembali ke kampungnya di Ci­kembar. Jamal berulang kali meminta Iis kembali tapi selalu ditolak. ”Nah, kemungkinan dia kesal. Dia juga sering mengancam le­wat telepon dan SMS akan bunuh diri di depan Iis,” ujarnya. Seolah ingin membuktikan ucapannya, Jamal mendatangi rumah Jajun, ayah angkat Iis. Iis dan anaknya berada di sana ber­sama anak Jajun bernama Desi. ”Dia tahu Pak Jajun sedang tidak ada di rumah, kemudian datang,” ucapnya. Jamal datang tengah malam sehingga tidak ada yang menge­tahui apakah ia membawa jeri­ken atau tidak. Tiba-tiba saja dari dalam rumah Jajun terdengar teriakan Iis. Kobaran api saat itu sangat besar dan dengan cepat meram­bat ke seluruh ruangan. Bangu­nan rumah pun habis terbakar. Kanit Reskrim Polsek Cikembar Iptu Deni Miharja menjabarkan, saat kejadian ada dugaan Jamal menyiram bensin lalu membakar diri. “Kedua korban lain (anak dan istri, red) dipegang atau di­sekap pelaku sehingga tidak bisa menyelamatkan diri,” kata Deni. Menurutnya, dugaan bunuh diri muncul selain dari kete­rangan sejumlah saksi, juga ha­sil pemeriksaan dari jasad Jamal. Di mana tercium bau bensin yang menyengat. Saat mayat ditemukan, Deni menyebut posisi Iis terlihat se­perti dipegangi pelaku, sedang­kan anak tirinya berada tidak jauh dari jasad keduanya. ”Jamaludin ini diketahui jarang pulang. Dia berkirim pesan sing­kat ke istrinya, ingin bunuh diri. Keinginannya untuk bunuh diri ini diduga karena memang Jama­ludin bermasalah dengan bebe­rapa orang, jarang pulang ke rumah kayak buronan,” bebernya. JENAZAH JAMAL DITOLAK WARGA Buntut aksi bakar diri suami dengan mengajak anak istrinya, masyarakat di sana menolak jenazah Jamal. Ketua RW 13, Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Suka­bumi, Jawa Barat, Farid Effendi (43), mengatakan bahwa masy­arakat menolak jenazah Jamal dikuburkan di Tempat Pemaka­man Umum (TPU) Sukasirna, Sukabumi. Penolakan itu lantaran masy­arakat geram dengan tindakan Jamal yang diduga membakar rumahnya sendiri. Kebakaran itu mengakibatkan sejumah ang­gota keluarganya juga ikut tewas. ”Semua warga dan tokoh masy­arakat kompak menolak pema­kaman bagi korban yang pria (Jamal, red),” kata Farid di lo­kasi kejadian, Rabu (20/2/2019). Keluarga pemilik rumah yang disewa Jamal, Jujun, mengaku geram dengan tindakan Jamal yang turut menewaskan kelu­arga Jamal. Jujun juga kesal ka­rena tindakan Jamal juga mem­buat rumah miliknya hangus terbakar. ”Saya sekeluarga menolak pe­makaman korban yang pria di kampung ini. Karena perbuatan­nya biadab sekali. Padahal awal­nya saya belas kasihan sama dia, tapi akhirnya begini,” ujar Jujun. Ia juga menceritakan, sebelum kejadian Iis kerap mengeluh bahwa suaminya itu banyak ut­ang di daerah asalnya yakni Kota Depok, Jabar. “Memang sebelum Iis meninggal, dia per­nah bilang kalau suaminya ke­lilit utang. Makanya dia saya abwa ke sini,” papar Jajun. Bah­kan, keberadaan Jamal pun sem­pat ditolak keluarganya karena terlalu banyak masalah sehingga khawatir ikut terlibat. ”Kerugian akibat kebakaran ini tidak hanya rumah saja, tetapi dua unit motor, barang-barang dan surat tanah saya pun semuanya masih ada di rumah itu ikut terbakar. Tapi berun­tung anak kandung saya, Desi, yang menginap di rumah itu ber­hasil menyelamatkan diri lewat pintu belakang,” tandas Jajun.

(de/ mer/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X