Senin, 22 Desember 2025

Foto Bima Arya Diganti Bendera HMI

- Jumat, 22 Februari 2019 | 10:31 WIB

METROPOLITAN - Kecewa terhadap Wali Kota Bogor Bima Arya, anggota Himpunan Ma­hasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Bogor secara paksa menduduki ruangan wali kota Bogor. Tak hanya itu, mereka juga memasang bende­ra besar berlambang HMI di ruang kerja. Bahkan sempat terjadi cekcok antara anggota HMI dengan Sekpri Wali Kota Bogor. Mengetahui ada insiden tersebut, wali kota Bogor yang tengah mengha­diri acara di Kabupaten Bogor langsung bergegas ke kantor Balai Kota Bogor. Ketua HMI Cabang Kota Bogor Saeful Wahyudin Putra mengatakan, tujuannya datang ke kantor wali kota tak lain untuk menagih janji Bima Arya yang akan bersinergi saat acara Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) ke-XII HMI Cabang Kota Bogor. Sebelumnya, wali kota Bogor sempat menjanjikan bakal ber­sinergi dalam KBM yang dilaks­anakan HMI, sejak 1 Febuari sampai 10 Maret 2019 di Kelu­rahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Namun, kenyataan justru nihil. ”Karena Bima Arya susah diajak audiensi, akhirnya kami masuk balai kota. Aksi masuk ruang wali kota juga sebelum sudah bilang,” ujar Saepul. Setelah dipertemukan dengan Bima Arya, orang nomor satu di Kota Bogor itu sempat mengaku kecewa dengan aksi yang dila­kukan mahasiswa HMI. ”Kalau Bima Arya merasa ke­cewa, ini juga bentuk kekecewan HMI kepada wali kota Bogor karena janjinya bakal sinergi dengan kegiatan KBM tidak te­realisasi,” tegasnya. Sementara itu, Camat Bogor Tengah Agustyansah yang me­wakili wali kota Bogor menyesal­kan perilaku mahasiswa HMI yang menduduki ruang wali kota Bogor tanpa izin. Belum diketahui maksud dan tujuan teman-teman HMI memasuki ruangan wali kota Bogor tanpa izin. ”Karena ketika ditanya, me­reka semua diam saja dan tidak ingin bicara,” kata Agus. Agus menjelaskan saat ini me­mang HMI sedang melakukan KBM di Kelurahan Sempur Bo­gor. Pemkot sudah sebisa mun­gkin memfasilitasi tempat ting­gal dan lainnya tapi mereka ingin audiensi dengan wali kota terkait program. Terkait program yang diusul­kan HMI, Agus mengatakan, bila program tersebut juga tengah dibahas dinas teknis. “Namanya program kegiatan di dinas itu kan tidak bisa instan. Oleh pak wali juga sedang disin­korkan antara program dinas dengan program yang mereka usulkan. Karena tidak sabar dan minta audiensi langsung dengan pak wali, akhirnya datang ke balai kota,” sesalnya. Ia pun ber­harap kejadian serupa tidak teru­lang lagi. “Bagaimanapun aksi itu kurang pantas. Datang ke ruang kepala daerah, tanpa permisi, tanpa membuat janji langsung menduduki ruang tersebut. Se­moga ke depan lebih diharmo­nisasikan lagi antara pemkot dengan organisasi yang lainnya,” pungkasnya. (ads/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X