METROPOLITAN - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai membuka penjualan tiket untuk momen penting bagi umat Islam. Apalagi jika bukan tiket kereta Lebaran. Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya akan memulai penjualan tiket sejak H-90 Lebaran 2019. Artinya, pada 25 Februari 2019, tiket mudik Lebaran menggunakan kereta api sudah bisa dipesan. ”Bagi para calon penumpang yang ingin 2019 atau 1440 H agar segera mempersiapkan diri karena PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan penjualan tiket sejak H-90 (90 hari keberangkamendapatkan tiket KA Lebaran tan, red). Pada 25 Februari 2019 pukul 00:00 WIB, KAI mulai melakukan penjualan tiket keberangkatan 26 Mei 2019 (H-10 Lebaran),” kata Edi. Edi menganjurkan untuk pembelian tiket hendaknya dilakukan di website kai.id, KAI Access. Memesan lewat KAI Access ditegaskan tidak dikenakan biaya administrasi. ”Sedangkan untuk channel eksternal menyesuaikan dengan kebijakan masing-masing mitra penjualan tiket KAI,” paparnya. Edi menuturkan, KAI memperkirakan puncak arus mudik bakal terjadi Rabu, 29 Mei 2019, (H-7) dan puncak Arus Balik pada Minggu, 9 Juni 2019 (H+3). ”Memperhatikan hari libur nasional dan cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah, KAI memperkirakan puncak arus mudik bakal terjadi pada Rabu, 29 Mei 2019 (H-7) dan puncak arus balik pada Minggu, 9 Juni 2019 (H+3),” katanya. Sementara untuk mendukung armadanya, PT KAI juga menyediakan 50 kereta tambahan selama Lebaran 2019. Total kereta yang dioperasikan mencapai 406 kereta. Jumlah kereta tersebut naik sebanyak 3% dari jumlah tahun sebelumnya yaitu 393 kereta. Setiap harinya, KAI menyediakan 247.010 tempat duduk untuk kereta jarak jauh dan kereta lokal pada 2019 atau naik 5% dari tahun sebelumnya sebanyak 236.210 tempat duduk. Kereta tambahan sebanyak 50 selama Lebaran 2019 dapat dipesan mulai H-60. Penambahan kereta untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang pada masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2019. Tambahan 50 kereta selama Lebaran 2019 terdiri dari 27 eksekutif dan bisnis, sebelas ekonomi non-PSO, empat ekonomi PSO dan delapan kereta yang memanfaatkan rangkaian idle. (de/feb/run)