Senin, 22 Desember 2025

14 Ribu Pohon Rawan Tumbang

- Selasa, 26 Februari 2019 | 10:48 WIB

METROPOLITANCuaca Ekstrem Yang Terjadi Beberapa Hari Ini Membuat Warga Bogor Patut Waspada. Terlebih Kota Bogor Dikelilingi Banyak Pohon Besar Beresiko Tumbeng Saat Hujan Lebat Disertai Angin Kencang. Seperti Insiden Terjadi Pada Senin (25/2) Dalam Waktu Sehari.

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat sedikitnya ada empat titik terjadinya pohon tumbang akibat cuaca ekstrem yang terjadi kemarin. Di anta­ranya di Jalan KH Abdullah Bin Nuh, samping Giant Yasmin, Perempatan Yasmin arah Bu­bulak, kemudian di depan Ma­sjid Ar-Ridwan Cilendek Barat dan pohon tumbang yang me­nimpa rumah warga di Bubulak. Kejadian tersebut belum di­tambah adanya tembok yang roboh di Perumahan Permata Residence, RT 03/05, Semplak, dan asbes yang terbawa angin. Staf Operator Pusdalops BPBD Kota Bogor Yogi Marzati Utama menjelaskan terdapat lima ke­jadian bencana alam. Di anta­ranya pohon tumbang akibat angin puting beliung di wi­layah Kelurahan Curugmekar, kemudian tanah ambles di Kelurahan Cibuluh, bangunan jebol di Kelurahan Ciparigi dan banjir di Kelurahan Cibadak, Kota Bogor. “Sedangkan bencana tanah longsor terjadi di lima wilayah kelurahan. Di antaranya di Ke­lurahan Cibuluh, Sukadamai, Mekarwangi, Sukadamai dan Bantarjati,” bebernya. Menurutnya, kejadian itu merupakan hasil assessment Tim Reaksi Cepat (TRC) yang berada di lokasi saat terjadinya bencana. Meski tidak memakan korban jiwa, cuaca ekstrem tersebut membuat warga Bogor harus lebih siaga. Kepala Bidang Pertamanan, Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota pada Dinas Pe­rumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Agus Gunawan tak menampik bila wilayah Kota Bogor dikelilingi banyak pohon yang berisiko tinggi tumbang saat cuaca ekst­rem. Sedikitnya ada 14 ribu pohon yang tersebar di enam kecama­tan, mulai dari pohon yang ada di sekitaran pusat kota, permu­kiman hingga di sepanjang jalan protokol. ”Berdasarkan data kami, jum­lah pohon di Kota Bogor ada sekitar 14 ribu pohon. Itu semua tersebar di semua wilayah di enam kecamatan,” kata Agus kepada Metropolitan, kemarin. Secara garis besar, pihaknya membagi tiga klasifikasi ber­dasarkan jenis kesehatan pohon. Pohon dengan tingkat kekero­posan rendah, sedang hingga tinggi. Itu semua sengaja dite­rapkan sebagai langkah antisi­pasi terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tak hanya itu, setiap tahun pihaknya juga mendata ratusan pohon untuk menge­tahui keadaan dan kondisi po­hon. Khususnya pohon yang berada di pusat kota hingga keramaian warga. ”Jadi ada tiga kriteria untuk pohon. Hijau untuk tingkat keroposan di bawah 50, kuning 50 hingga 60, sementara merah untuk pohon yang memiliki tingkat kekeroposan di atas 60,” paparnya. Ia menuturkan, sekitar 150 hingga 160 pohon dicek kese­hatannya setiap tahun. Hal itu demi mengurangi pohon kero­pos yang bisa membahayakan warga sekitar atau masyarakat yang tengah beraktivitas. Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini, Agus menga­ku sudah menjalin kerja sama dengan pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehutanan untuk mengetahui kondisi ribuan pohon yang ada. Baik secara kesehatan maupun tingkat kekeroposan. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memungkiri banyaknya pohon sehat yang tumbang di Kota Hujan lantaran cuaca buruk belakangan ini. “Kalau untuk pohon tumbang kan bisa banyak faktornya. Angin kencang, longsor, cua­ca ekstrem, juga dapat me­mengaruhi terjadi pohon tumbang. Yang pasti untuk antisipasi dini sudah kita la­kukan,” ujarnya. Sementara itu, Bagian Data dan Informasi, Badan Meteo­rologi, Klimatologi dan Geofi­sika (BMKG) Stasiun Klimato­logi Dramaga Kabupaten Bogor Hadi Saputra mengatakan, cuaca buruk yang kerap terjadi belakangan ini diduga karena adanya awan cumulonimbus yang tumbuh di sepanjang wi­layah Jawa Barat. “Kalau penyebab cuaca ekst­rem belakangan ini karena adanya awan-awan cumulo­nimbus di wilayah Jawa Barat. Makanya tidak heran belakangan ini sering terjadi hujan ekstrem di sore hari,” kata Hadi kepada Metropolitan, kemarin sore. Tak hanya itu, cuaca buruk juga dapat disebabkan karena adanya peralihan musim yang kini tengah terjadi. Pengalihan musim hujan ke kemarau juga dapat berpotensi menyebabkan semua itu terjadi. Hal itu ditan­dai dominasi hujan yang kerap terjadi pada siang maupun sore hari. “Selain awan cumu­lonimbus, faktor peralihan musim dari hujan ke kemarau juga dapat memengaruhi cua­ca buruk ini,” singkatnya. Disinggung soal prediksi, pria yang akrab disapa Hadi itu mengaku keadaan seperti ini bakal terus berlangsung hing­ga April mendatang. “Selama ada awan cumulonimbus di sepanjang wilayah Jawa Barat, cuaca ekstrem akan terus ber­langsung. Kami memprediksi keadaan seperti ini akan ber­lanjut akhir Maret hingga awal April nanti,” tutupnya.

(ogi/ yos/d/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X