METROPOLITAN - Mahtur dan Dede Fitria merupakan dua di antara sepuluh orang yang dibawa ke rumah sakit usai ledakan gas di Kampung Pasiraor, RT 04/02, Desa Tegallega, Kecamatan Cigudeg. Mereka menjalani perawatan intensif selama tujuh hari. Namun pada Jumat (8/3), Dede Fitria mengembuskan napas terakhirnya lebih dulu. Sedangkan Mahtur meninggal pada Minggu (10/3).
“Sebelumnya adik ipar saya yang meninggal. Tapi saya masih tidak percaya kalau orang tua saya juga meninggal,” ujar Dadang, putra sulung Mahtur, kepada Metropolitan. Dadang mengatakan, jenazah orang tuanya tiba pada minggu kemarin di rumah duka. Sementara itu, kini tinggal tiga orang yang masih dirawat di RSCM. Sedangkan lima orang lainnya masih dirawat di RSUD Leuwiliang. Saat kejadian, Dadang mengaku orang tuanya berusaha keluar rumah menghindari semburan api yang berawal dari bocornya gas 3 kg. “Saya lihat bapak saya tidak bisa ngapa-ngapain. Hanya anak saya yang berumur dua tahun itu, sedikit pun tidak terkena api,” ujar Dadang. Peristiwa itu terjadi saat keluarga Mahtur tengah mempersiapkan acara tujuh harian anak bungsunya yang meninggal. Namun nahas, tabung gas 3 kg yang digunakan untuk memasak mengalami kebocoran hingga mengakibatkan api menyambar sejumlah orang yang sedang memasak. Staf Desa Tegallega, Kecamatan Jasinga, Haerul Urul, mengatakan bahwa korban langsung dikebumikan di pemakaman yang tak jauh dari rumahnya. “Sebelumnya yang meningal bernama Dede Fitria pada Jumat. Sedangkan Mahtur, pemilik rumah, pada Minggu,” kata Haerul. “Yang mengalami luka serius masih dirawat di rumah sakit. Kalau tidak salah kurang lebih tiga orang lagi,” tutur Haerul. Sebelumnya, insiden ledakan terjadi di Kampung Kalapaciung, Desa Tegallega, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, pada Senin (4/3), akibat kebocoran tabung gas 3 kg. Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena mengatakan, ledakan itu berasal dari rumah warga Desa Tegallega, Mastur, yang sedang mempersiapkan acara tujuh harian salah satu keluarganya yang meninggal. ”Pada Senin, 4 Maret 2019, sekitar jam 11:00 WIB, terjadi peristiwa kebocoran tabung gas elpiji 3 kg dan selanjutnya terjadi sambaran api,” bebernya. ”Dalam prosesi memasak, terjadi kebocoran tabung gas elpiji yang sedang digunakan. Kemudian saudara Mastur membawa tabung gas tersebut ke kamar mandi dan menyimpannya di bak mandi dengan kondisi gas yang terus keluar dan menutup pintu kamar mandi,” paparnya. Sekitar sepuluh menit, lanjutnya, Mastur lalu membuka pintu kamar mandi. Tiba-tiba api menyambar dari tungku yang berjarak enam meter dari kamar mandi. Akibat ledakan tersebut, sambung Ita, 14 orang mengalami luka bakar. Kebanyakan yang menjadi korban adalah ibu-ibu yang sedang memasak untuk persiapan tahlilan. ”Pihak keluarga membawa korban luka bakar ke RSUD Leuwiliang guna mendapat tindakan medis,” ujarnya. ”Sepuluh orang dirawat di RSUD Leuwiliang dan empat orang yang mendapat perawatan medis sudah kembali ke rumah masing-masing,” pungkasnya. (mul/c/mam/run)