METROPOLITAN - Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam menghabiskan masa tuanya. Seperti yang dilakukan Bambang Sri Yanto. Pensiunan dari salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengisi waktu luangnya dengan menyalurkan hobi melukis.
Namun, media yang digunakan warga Jalan Tatapakan 2 No 1, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, untuk menyalurkan ide kreativitasnya itu tidak seperti di media lukis biasanya. Pria berusia 69 tahun itu memilih cangkang telur sebagai media lukisnya. Sejumlah tokoh terkemuka dalam dan luar negeri lengkap di gambar Bambang. Bahkan, tangan dingin Bambang juga sempat melukis calon presiden dan wakil presiden Indonesia nomor urut satu dan dua, dengan media guci lengkap dengan balutan cangkang telur khas sentuhan tangannya. “Lukisan capres dan cawapres ini saya beri nama Guci Demokrasi menuju Indonesia,” kata Bambang. Bambang sendiri sudah menekuni kreasi lukis itu sejak 2011. Uniknya, Bambang hanya melukis tokoh kontroversi, baik dalam maupun luar negeri. “Kalau saya pribadi lebih suka melukis tokoh yang kontroversi. Sensasi yang saya dapat dari tokoh kontroversi sangat berbeda, ada kepuasan sendiri kalau tokoh kontroversi,” ucapnya. Ide kreatifnya sendiri muncul kala ia berpikir untuk menciptakan karya seni yang berbeda dari karya lainnya. Unik, menarik dan tanpa merogoh kocek dalam adalah tiga poin pondasi besar munculnya ide gemilang Bambang. “Karena tiga poin dasar itu, saya berpikir untuk mencoba melukis di atas cangkang telur, hingga sekarang,” imbuhnya. Tak bisa dipungkiri, adanya tukang martabak di dekat rumahnya juga menjadi faktor penting bagi Bambang untuk menentukan ide kreatif dari cangkang telur tersebut. “Cangkang telur itu kan sejenis limbah rumah tangga, jadi lebih mudah didapat. Terlebih di dekat rumah ada penjual martabak telur. Dari situlah saya coba manfaatkan cangkang telur dan menyulapnya jadi nilai seni seperti lukisan ini,” tutur Bambang. Kendati berpotensi menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup menjanjikan, pria yang sudah menekuni seni lukis cangkang telur selama delapan tahun tersebut enggan memasarkan hasil karyanya. Bahkan sekitar 40 lukisan cangkang telurnya masih terpasang rapi hampir di setiap sudut kediamannya. “Karya ini merupakan murni hobi saya. Jadi lukisan ini memang tidak untuk dijual di pasaran bebas. Tapi saya juga tidak menutup kalau ada yang suka dan mau beli, silakan saja,” candanya. Pria berusia 69 tahun itu mengaku untuk membuat satu karya seni tersebut membutuhkan waktu cukup lama. Hal itu lantaran butuhnya konsentrasi tingkat tinggi dalam pengerjaannya. Selain itu, mood juga sangat mendukung hasil karya tangan dingin pria asal Wonogiri itu. “Untuk menghasilkan satu karya seni, tentu bukan perkara mudah. Butuh inspirasi dan ketenangan hati yang tinggi,” bebernya. Puluhan karya seni yang sudah dihasilkan tangan dinginnya tak menutup kemungkinan akan dipamerkan. Jika ada yang memfasilitasi untuk pameran, ia akan sangat senang dan semakin terbantu untuk lebih mengenalkan hasil-hasil karyanya. “Dengan senang hati saya akan sangat berterima kasih kalau memang ada yang mau memfasilitasinya. Karena bagi seorang pelukis, melakukan pameran memiliki sensasi dan kepuasan sendiri bagi pembuatnya,” tutup Bambang. (ogi/c/rez/run)