METROPOLITAN - Usai diberhentikannya Romahurmuziy sebagai ketua umum (ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Barat (Jabar) cepat mengambil sikap untuk mendesak forum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III PPP segera mengukuhkan Suharso Monoarfa sebagai pelaksana tugas (plt) ketum DPP PPP menggantikan Romahurmuziy yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, pekan lalu. DPP PPP dirasa perlu nakhoda baru yang punya jam terbang tinggi yang sudah teruji kapasitas dan kapabilitasnya. Sosok Suharso dinilai DPW PPP Jabar sebagai figur yang pas memimpin PPP yang 27 hari lagi menghadapi pemilu presiden dan legislatif. “Sikap kami jelas dan tegas mendukung langkah cepat DPP PPP yang menunjuk Pak Harso sebagai plt ketum. Kita harapkan forum Mukernas bisa mengesahkannya,” ujar Ketua DPW PPP Jabar Ade Yasin dalam keterangan persnya, Rabu (20/3). Forum Mukernas III dilaksanakan di Hotel Seruni, Cisarua, Kabupaten Bogor, pada 20-21 Maret 2019, dengan tuan rumah DPW PPP Jabar. Salah satu agenda utama Mukernas III adalah mengambil keputusan terkait posisi ketum DPP PPP yang ditinggalkan Romahurmuziy. Menurut Ade Yasin, situasi yang tengah dihadapi partainya adalah situasi krisis. Karena itu butuh penanganan cepat dan tepat sehingga semua kemungkinan bisa diambil sebagai langkah penyelamatan. Ade Yasin juga berpendapat penunjukkan Suharso Monoarfa sebagai plt ketum sudah melalui proses yang benar. Sebab, para wakil ketum tak ada satupun yang bersedia menjadi plt ketum DPP PPP. Apalagi dalam rapat pengurus DPP PPP hadir KH Maemun Zubair, ketua Majelis Syariah DPP PPP yang memberikan restu kepada Suharso Monoarfa. “Saya berharap kawan-kawan di wilayah punya cara pandang yang sama, kita butuh nakhoda. Dan orang yang tepat saat ini sebagai nakhoda partai adalah Pak Harso,” tegasnya. Ade Yasin meyakini dengan kapasitas dan kapabilitas Suharo Monoarfa yang kini menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bakal mampu membawa PPP keluar dari krisis. Pemilu presiden dan legislatif, tutur Ade Yasin, tinggal 27 hari lagi. Karena itu dibutuhkan satu kepemimpinan yang kuat, yang bisa menyelamatkan partai dari ancaman Electoral Treshold (ET) 4 persen. “Pak Harso punya strong leadership. Kami percaya,” katanya. Keadaan yang menimpa PPP saat ini adalah musibah. Ia berharap kondisi itu tidak berlarut-larut dan PPP harus segera move on serta kembali ke on the right track sebagai partainya umat Islam. “Jangan sampai kader kita mengalami demoralisasi. Mukernas ini adalah momentum untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan stakeholders partai menghadapi pilpres dan pileg,” papar Ade. Untuk itu, Ade Yasin berharap forum Mukernas III PPP tidak terjebak dalam perdebatan yang tidak konstruktif, yang akhirnya malahan memunculkan persoalan baru. (*/mam/run)