METROPOLITAN - Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II (Kota Bogor dan Kota Depok) Jawa Barat, sudah mempersiapkan antisipasi adanya kendala teknis yang menghambat penyelenggaraan ujian. Termasuk soal pasokan listrik untuk menunjang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) serentak. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jawa Barat, Dadang Ruhiyat, terus mematangkan persiapan pelaksanaan UNBK di Kota Bogor. Dadang Ruhiyat mengatakan, untuk wilayah Kota Bogor ada 54 sekolah yang akan menggelar UNBK dengan jumlah 6.666 siswa. “Untuk laki-laki 3.189 siswa dan wanita 3.477,” kata Dadang Ruhiyat. Persiapan yang terus dikawal sampai penyelenggaraan UNBK, jelasnya, yakni terkait pasokan listrik dan koneksi internet. “Untuk listrik sendiri tidak perlu khawatir mati lampu, karena sudah dari pusat dan provinsi mengirimkan surat permohonan ke PLN agar listrik tidak dipadamkan. Begitu juga di kota dan kabupaten masingmasing,” tuturnya. Selain itu, helpdesk pun disiapkan untuk turun langsung jika ada terjadi masalah dalam web atau server. “Dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jawa Barat pun sudah menyiapkan tim helpdesk untuk SMA satu dan untuk SMK satu,” pungkasnya. Sementara di Kabupaten Bogor, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jawa Barat, Asep Sudarsono, mengatakan bahwa dari total 805 sekolah, sebanyak 277 SMA/MA akan mengikuti UNBK dengan jumlah peserta 27.423 siswa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengklaim pelaksanaan UNBK mampu menghapus praktik kecurangan hingga 99 persen. Sebelum diterapkan UNBK, Muhadjir menyebut praktik curang dalam UN berjalan sistemik. ”Sekarang ujian nasional kita sudah direformasi besar-besaran. Saya pernah mengusulkan ke Pak Presiden supaya dimoratorium, paling tidak satu tahun pada 2017. Tapi Presiden meminta tak perlu dimoratorium, tapi yang penting segera dibenahi,” kata Muhadjir. Muhadjir mengaku saat ini pihaknya terus memperbaiki infrastruktur, termasuk membenahi penerapan komputer secara masif. “Karena sekarang sudah 91 persen komputer diterapkan dalam UNBK ini. Waktunya juga bergelombang, soal bisa dibikin berbeda satu sama lain,” jelasnya. ”Dan yang paling penting menurut saya saat ini adalah bisa dihapus hampir 99 persen praktik curang, praktik ketidakjujuran, yang dulu sangat sistemik, terstruktur. Sekarang bisa kita hilangkan dengan sistem dan platform yang baru ini,” tandasnya. (mul/b/feb/run)