Senin, 22 Desember 2025

Warga Pinggiran Tak Tersentuh

- Sabtu, 6 April 2019 | 07:16 WIB

METROPOLITAN - Hasil simulasi pilpres menunjukkan dalam dua bulan terakhir suara pasangan calon presiden 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin anjlok di Kota Bogor. Sedangkan untuk Kabupaten Bogor, stagnan di kisaran 38 persen saja. Sementara itu, pasangan capres 02 Prabowo SubiantoSandiaga Uno konsisten di kisaran 61 persen pada Maret lalu di Kabupaten dan Kota Bogor. Ada peningkatan pada Februari menuju Maret. Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Yusfitriadi berpendapat ada tiga hal yang memengaruhi suara petahana anjlok di wilayah Bogor, baik di Kota maupun di Kabupaten Bogor. Di antaranya basis pemilihan gubernur di Jawa Barat dan DKI Jakarta sebelumnya, yang terbukti memenangkan pihakpihak yang ada di tim 02 sekarang. Kedua, Kabupaten dan Kota Bogor punya kultur budaya fanatis dan tradisi religius yang kuat. Di mana politik identitas menjadi sangat kuat, yang sejauh ini menjadi keuntungan 02 dibanding 01 di Bogor Raya. “Ketiga, saya melihat mesin (di lapangan, red) 01 nggak jalan. Indikatornya? Di berbagai survei banyak konstituen di sana malah berbalik dukung lawannya. Sehingga model kampanyenya bukan door to door, tapi seremonial terbuka yang tidak terlalu efektif,” ucapnya. Belum lagi, lanjutnya, kampanye terbuka lebih banyak digelar di pusat kota. Misalnya pusat Kota dan Kabupaten Bogor seperti Cibinong Raya saja. Padahal di pinggiran daerah, di mana Bumi Tegar Beriman memiliki luas wilayah sekitar 298 hektare, disebutnya belum banyak tersentuh. “Terlihat juga dari caleg-caleg 01 yang nggak pakai foto capresnya. Itu kan jadi pertimbangan. Bisa jadi lebih aman karena warga Bogor condong ke 02. Apalagi partai pengusung seperti PPP, Golkar, bahkan PDIP, beberapa persennya membelot ke lawannya,” jelas Yus. Meskipun diakuinya hasil tersebut belum tentu pasti tejadi saat pemilihan 17 April nanti, sebab massa kampanye terbuka belum selesai. Sehingga berbagai upaya masih bisa dilakukan kedua belah pihak untuk mendongkrak suara. “Saran untuk tim 01, jangan lagi kebanyakan yang seremonial. Harus man to man marking lah. Lalu nggak perlu menggunakan caleg yang terbukti nggak terlalu efektif. Untuk 02, jangan lengah meskipun diuntungkan tiga faktor tadi. Pertahankan gagasan dan integritas yang sehat,” sarannya. (ryn/b/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X