METROPOLITAN - Dua belas hari lagi, seluruh warga Indonesia yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) bakal menentukan pilihannya untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden RI ke-8. Jelang pesta demokrasi tersebut, Harian Metropolitan kembali melakukan simulasi pencoblosan capres dan cawapres, Kamis (21/3/19). Hasilnya, pasangan capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin ( Jokowi-Ma’ruf) harus tertinggal jauh dari rivalnya. Pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf masih harus kerja ekstra merebut suara pemilih di Bogor. Sebab baik di Kota maupun Kabupaten Bogor, figur Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul di atas pasangan capres nomor urut satu. Pada simulasi pertama yang digelar Februari 2019, pasangan Jokowi-Ma’ruf sempat unggul di Kota Bogor. Perolehan suaranya mencapai 65,01 persen di atas Prabowo-Sandi yang hanya bertengger di angka 34,99 persen. Namun jelang pencoblosan, suara capres nomor urut satu mengalami penurunan drastis. Suara Jokowi-Ma’ruf yang mulanya unggul dari Prabowo, kini anjlok di angka 38,54 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi merajai Kota Bogor dengan perolehan suara 61,46 persen. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Bogor. Kubu JokowiMa’ruf harus menelan pil pahit melihat hasil simulasi pencoblosan pilpres versi Metropolitan. Pasangan Jokowi-Ma’ruf yang diusung sembilan partai yakni PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, PSI, Hanura, Perindo dan PKPI itu hanya sanggup meraup suara 38,24 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi yang hanya didukung empat partai politik meliputi PKS, PAN, Demokrat, serta Gerindra, dapat menguasai pemilih Kabupaten Bogor dengan raihan suara 61,76 persen. Tak cuma di Kota dan Kabupaten Bogor. Di beberapa kota/ kabupaten di tanah Sunda yang juga melakukan simulasi serupa, raihan suara Jokowi kalah dari Prabowo. Seperti Purwakarta, Karawang, Bandung, Cimahi, Sukabumi, Bekasi, Depok dan Cianjur. (lihat grafis) Hasil simulasi pencoblosan pilpres yang dilakukan Metropolitan bersama Radar Bogor Grup kembali mengingatkan raihan suara pada pemilu 2014. Di Kabupaten Bogor, PrabowoHatta memperoleh suara sebanyak 1.636.134 suara (63.73%) dan Jokowi-JK meraih 852.888 suara atau 34.27 persen. Sedangkan di Kota Bogor, berdasarkan hasil pleno rekapitulasi perolehan suara pilpres di KPU Kota Bogor, PrabowoHatta memperoleh suara sah sebesar 340.286 (61,77 persen). Sementara itu, Joko WidodoJusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapatkan suara 210.578 atau 38,23 persen. Soal anjloknya suara JokowiMa’ruf di Bogor ini pun disikapi dingin Tim Kemenangan Daerah (TKD) 01 di Bogor. Ketua TKD 01 Kabupaten Bogor Jaro Ade mengaku tetap menghargai hasil tersebut. Menurutnya, hasil itu bisa jadi langkah antisipasi dan berjaga-jaga agar tidak lengah. Ia juga mengaku masih akan menggerakkan mesin partai koalisi untuk bekerja keras dengan melibatkan seluruh partai koalisi, para relawan dan kader. “Hasil polling tersebut kami ucapkan terima kasih. Tapi patokan kami tetap dan harus bekerja keras agar suara capres 01 menang di Kabupaten Bogor,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin. JA, sapaannya, menjelaskan strategi untuk terus mempertahankan suara 01 yakni dengan terus mengampanyekan capres 01 ke setiap dapil di Kabupaten Bogor. “Hari ini saya baru menyelesaikan tiga dapil, yaitu Dapil 3, 4 dan 5. Kami gelar roadshow, termasuk pelantikan kepengurusan di setiap dapil. Kami berikan motivasi agar suara 01 terus meningkat dan menang di Kabupaten Bogor,” katanya. Sedangkan pada Selasa (9/4), pihaknya akan kembali turun ke wilayah Dapil 2 untuk menyosialisasikan dan berkonsolidasi terkait kemenangan 01. Sementara Dapil 1 dan 6 akan disisir sebelum masuknya hari tenang. “Bagaimanapun juga kekuatan adalah kebersamaan kita. Saya yakin 01 menang. Dan menurut saya, tidak ada pertarungan yang dianggap enteng. Saya ingin menciptakan Bogor kondusif dan komunikasi politik yang santun agar kemenangan 01 bermartabat,” tuturnya. Sementara itu, Ketua TKD 01 Kota Bogor Husdi Karyono tidak merespons saat ditanya hasil simulasi yang menunjukkan adanya indikasi kemerosotan suara. Namun, Ketua DPC PDIP Kota Bogor Dadang Danubrata mengaku tetap optimis saat pencoblosan nanti suara Jokowi-Ma’ruf akan tetap unggul. “Kami yakin 01 bisa menang di Kota Hujan. Kami juga terus sosialisasikan program-program Pak Jokowi terkait tiga kartu yang diluncurkan. Terus melakukan sosialisasi ke lingkungan masyarakat,” tandasnya. Menurutnya, saat ini selisih suara capres 01 dan 02 berbeda tipis, yakni tiga persen di atas 02. “Di internal kami pun ada datanya. Dan kami menang,” akunya. Sementara itu, kubu PrabowoSandi di Bogor mengaku senang dengan hasil yang ditunjukkan pada simulasi pencoblosan ini. Namun Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) 02 Kota Bogor Ryanti Suryawan mengaku tidak merasa puas begitu saja. Ia menargetkan 85 persen suara 02 bisa bertengger di Kota Hujan dan menang telak di Jawa Barat. “Untuk mempertahankan suara 02, kami sedang fokus pada saksi-saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Bogor. Sesuai jumlah TPS dikalikan tiga saksi. Satu orang dari Parpol Gerindra, dua saksi luar atau pemantau TPS (relawan, red),” terangnya. Ia menjelaskan, sebanyak 3.029 saksi akan dikerahkan dari Partai Gerindra dan 6.418 dari relawan yang sudah terdaftar di BPD 02 Kota Bogor. “Jadi total saksi tercatat 9.447 orang,” bebernya. Sedangkan untuk mempertajam dan memperkuat suara 02, pada Minggu (7/4) pihaknya akan kembali menggelar acara gerak jalan sehat. Hal senada diungkapkan Ketua BPD 02 Kabupaten Bogor Suhandi. Menurutnya, suara 02 selalu mulai meningkat. Hal itu dapat dilihat dari acara yang terselenggara di Pakansari Cibinong. Tak kurang dari dua juta orang turun dalam kegiatan tersebut. “Padahal kami sosialisasikan melalui medsos untuk acara tersebut. Mereka rela datang tanpa embel-embel. Mereka nggak diberi uang transport atau pembagian baju. Mereka datang dengan harapan adanya pemimpin baru. Dengan sukarela juga,” paparnya. Jika dilihat lebih rinci, meski Prabowo-Sandi unggul di atas pasangan capres nomor urut satu, namun jika dibandingkan simulasi pada Februari 2019, raihan suara Prabowo-Sandi juga mengalami penurunan. Di simulasi Februari 2019, Prabowo Sandi mendapat 63,71 persen suara. Sementara di simulasi Maret 2019, keduanya memperoleh 61,76 persen suara. Artinya ada penurunan sekitar dua persen suara selama satu bulan belakangan. Tetapi, Suhandi justru menilai suara 02 di Kabupaten Bogor kian bertambah. Keyakinan itu muncul lantaran setiap kampanye pasangan 02 selalu dipenuhi massa. Bahkan di survei internal, suara Prabowo-Sandi di Kabupaten Bogor disebutnya sudah menembus angka 70 persen. “Mungkin ada perbedaan metode. Tapi yang jelas setiap kampanye kami selalu penuh. Survei internal kita juga unggul, sudah mencapai angka 70 persen,” kata Suhandi. Terlebih, lanjut Suhandi, kehadiran capres Prabowo Subianto di Stadion Pakansari pada Minggu lalu ikut membuktikan keunggulan 02 di Kabupaten Bogor. Dirinya mengaku ada lebih dari satu juta massa memenuhi area stadion. “Kami unggul di pendukung yang militan. Banyangkan saja, waktu kampanye terbuka di Pakansari, yang hadir bisa lebih dari satu juta orang. Mereka datang karena ingin perubahan. Tidak diberi ongkos, bahkan saling membantu seperti menyediakan makanan gratis secara sukarela,” terangnya. Untuk menjaga suara hingga 17 April mendatang, Suhandi mengaku akan fokus menyatukan pendukung-pendukung yang berserakan. Sejauh ini sudah lebih dari 150 relawan yang tergabung dalam BPD Kabupaten Bogor dan terus bertambah. Tak hanya itu, pihaknya bersama relawan juga akan menggelar kampanye keliling wilayah. “Di beberapa wilayah juga akan ada kampanye lagi. Insya Allah sejumlah tokoh nasional juga akan turun, seperti AHY dan lainnya,” tandas Suhandi. (yos/d/ fin/feb/run)